Jumat, 30 Oktober 2020

INFEKSI BAKTERI


Bakteri adalah organisme bersel tunggal atau uniseluler, prokariota atau prokariot, berukuran microskopik atau sangat kecil yang dapat hidup di mana saja, termasuk pada tumbuhan, hewan, manusia, dan di lingkungan sekitar kita. Meskipun kata bakteri merujuk pada konotasi negatif, sebenarnya hampir secara keseluruhan, bakteri tidak membahayakan manusia, dan bahkan beberapa bakteri bersifat menguntungkan.Bakteri yang berbahaya bagi manusia disebut sebagai bakteri patogen, atau yang dapat menyebabkan penyakit di dalam tubuh. Bakteri patogen dapat mengakibatkan infeksi bakteri yang ditandai dengan proliferasi atau perkembangbiakan bakteri tersebut dalam tubuh. Kondisi ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja.

Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, serta dapat menyerang seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga tanda peradangan, seperti nyeri, merupakan beberapa gejala yang dapat dialami penderita kondisi ini. Penularan bakteri dapat terjadi dengan berbagai cara, bisa secara langsung seperti percikan ludah orang terinfeksi yang terhirup, melalui makanan, atau gigitan hewan yang terkontaminasi.

Bakteri berbeda dengan virus. Bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan berkembang biak, sedangkan virus justru membutuhkannya. Maka dari itu, proses diagnosis hingga penanganan infeksi bakteri dan infeksi virus dapat berbeda.

A. BAKTERI
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel

A.1. SEJARAH
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.

Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarawan berkebangsaan Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang berisi hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop sederhana. Tetapi, Robert Hooke masih belum dapat menumukan struktur bakteri. Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang. Walau demikian, buku inilah yang menjadi sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.

Antony van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke yang mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat sederhana. Terinspirasi dari karya Robert Hooke, ia membuat mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni van Leeuwenhoek berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676. Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian dipublikasikan pada tahun 1684. Penemuan ini segera mendapat banyak konfirmasi dari ilmuwan lainnya. Sejak saat itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.

Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berkebangsaan Breslau (sekarang Polandia). Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada penemuan kelompok bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn juga berhasil menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.

Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, banyak melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada awalnya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak. Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga merupakan orang pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik. Dia juga berhasil menemukan metode untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri. Penemuan lainnya adalah penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya. Pada awalnya ia menggunakan potongan kentang dan kemudian dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih memiliki banyak kekurangan yang pada akhirnya penggunaanya digantikan dengan agar (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga bekerja bersama Robert Koch.

A.2. STRUKTUR SEL (BAKTERI)
Struktur BAKTERI
Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel. 

Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif. 
  • Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, dinding selnya mampu menyerap warna violet. Contoh bakteri gram positif adalah bakteri ungu, Enterobacteria, dan Vibrio.
  • Bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal, dinding selnya mampu menyerap warna merah. Contoh bakteri gram negatif adalah bakteri dengan genus Streptomyces, Streptococcus, dan Mycrobacterium tuberculosis.
Metode yang digunakan untuk membedakan kedua jenis kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.

Sedangkan "Bakteri Tidak Berdinding Sel"  merupakan bakteri yang tidak memiliki dinding sel, contohnya bakteri Micoplasma.

Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrem. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, di mana bakteri ini juga termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.

A.2.1. Kapsul
Kapsul adalah lapisan atau bagian paling luar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel. Ketebalan lapisan tersebut bervariasi pada berbagai jenis bakteri. Lapisan yang tebal disebut kapsul, sedangkan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.

Bagian kapsul pada umumnya dimiliki oleh bakteri yang hidup parasit dan bersifat patogen. Sedangkan lapisan lendir dimiliki oleh bakteri saproba (mendapatkan makanan dari sisa organisme). Oleh karena itu makanan yang terkontaminasi bakteri jenis ini biasanya akan terlihat berlendir. Contohnya pada makanan basah yang sudah basi.

Kapsul terdiri dari glikoprotein (senyawa campuran antara glikogen dan protein), sedangkan lapisan lendir tersusun dari air dan polisakarida. Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai pelindung sel dan membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrat.

A.2.2. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun atas senyawa peptidoglikan, yaitu polisakarida yang mengikat protein. Ketebalan lapisan peptidoglikan yang dimiliki oleh bakteri sangat bervariasi. Ketebalan lapisan ini akan berpengaruh dalam proses pewarnaan yang digunakan dalam penggolongan bakteri (bakteri gram positif dan gram negatif).

Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel memberikan perlindungan fisik, dan menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang hipotonis (tekanan osmotik lebih rendah).

A.2.3. Membran Plasma
Membran plasma pada struktur bakteri berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat yang berada di dalam dan di luar sel. Membran plasma ini tersusun atas senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).

A.2.4. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik (lemak, protein, dan karbohidrat), garam-garaman, mineral, enzim, DNA, dan ribosom. Sitoplasma pada struktur bakteri berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.

A.2.5. Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar di dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun atas senyawa protein dan RNA.

A.2.6. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein,dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagella pada struktur bakteri ini terletak pada dinding sel. Flagela dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang (basil), koma (vibrio) dan spiral.

A.2.7. Pilus atau Fimbria
Pilus atau fimbria adalah bagian dari struktur sel yang berbentuk seperti flagella, tetapi pilus ini berupa rambut-rambut yang memiliki diameter lebih kecil, pendek, dan kaku yang terdapat di sekitar dinding sel.

Pilus atau fimbria bagian dari struktur bakteri yang  berfungsi untuk membantu bakteri menempel dan melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya sehingga terjadi transfer DNA pada saat terjadi konjugasi.

A.3. MORFOLOGI BAKTERI
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: Kokus (Coccus), Basil (Bacillus), dan Spiral (Spirilum).
Berbagai bentuk tubuh bakteri

A.3.1. Kokus 
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
  • Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
  • Diplococcus, jka berganda dua-dua
  • Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
  • Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
  • Staphylococcus, jika bergerombol
  • Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
A.3.2. Basil
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut : 
  • Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
  • Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
A.3.3. Spiral
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
  • Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
  • Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
  • Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.

A.4. ALAT GERAK 
Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; 
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Bakteri yang tidak memiliki alat gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan tempat bakteri tersebut berada. Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
  • Atrik, tidak mempunyai flagel.
  • Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
  • Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
  • Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
  • Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

A.5. HABITAT 
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Thermus aquaticus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter . Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.

Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrem ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquaticus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antarktika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrem temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.

Beberapa komunitas bakteri dapat bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 kilometer. Sebuah tim peneliti menggunakan pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sebagai laboratorium terbang berhasil menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.

A.6. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP BAKTERI
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM)

A.6.1. SUHU
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
  • Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
  • Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
  • Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
  • Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
A.6.2. KELEMBABAN RELATIF
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%. Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.

A.6.3. CAHAYA
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal abad ke-20. Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[6] Beberapa contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7 dan Salmonella.

A.6.4. RADIASI
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.

Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.

A.7. PERAN BAKTERI YANG MENGUNTUNGKAN DAN MERUGIKAN
Beberapa jenis bakteri berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem.Selain menguntungkan, ada juga sebagian jenis bakteri yang merugikan kehidupan, bahkan membahayakan manusia.

Dengan mengetahui jenis bakteri yang merugikan dan akibat yang bisa ditimbulkan, maka kita dapat menghambat perkembangannya dan mengatasi akibat yang ditimbulkannya dengan tepat.

A.7.1. PERAN BAKTERI YANG MENGUNTUNGKAN 
Berikut ini Contoh Bakteri yang Menguntungkan
  • Streptomyces griseus, berperan dalam menghasilkan antibiotik streptomisin untuk melawan bakteri penyebab TBC.
  • Clostritridum, berperan dalam pengurai atau dekomposer senyawa organik dalam organisme yang sudah mati.
  • Nitrosomonas, berperan dalam menyediakan nitrogen organik yang penting bagi tumbuhan.
  • Escherichia coli, berperan dalam membusukkan makanan di dalam usus besar dan menghasilkan vitamin K.
  • Lactobacillus acidophilus, berperan untuk menambah nilai gizi dari susu. Bakteri ini biasa ditambahkan dalam produk susu formula.
  • Clostridium, azotobacter, azaosprillium, dan rhodospirillum, berperan dalam mengikat nitrogen dari udara bebas yang bermanfaat bagi tumbuhan.
  • Lactobacillus bulgaricus, berperan untuk membuat yoghurt.
  • Cyanocobalamin, disebut juga bakteri probiotik, berperan dalam menghasilkan vitamin B12 yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
  • Lactobacillus casei, berperan dalam pembuatan keju.
  • Streptomyces venezuela, berperan dalam menghasilkan antibiotik kloramfenikol.
  • Anabaena, bersimbiosis dengan tumbuhan paku air Azolla pinnata.
  • Bakteri selulolitik yang terdapat di dalam perut hewan herbivora. Bakteri ini memiliki enzim pemecah selulosa yang tidak dimiliki hewan tersebut. Sehingga bakteri ini berperan membantu memecah sel tumbuhan yang akan dicerna hewan tersebut.
  • Rhizobium, bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan yang berperan dalam mengikat nitrogen sehingga menyuburkan tanah.
  • Acidophilus bifidus, berperan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh manusia dan mencegah tumbuhnya jamur di dalam tubuh.
  • Bacillus thuringiensis, berperan dalam menanggulangi hama seperti hama ulat kubis. Sehingga bakteri ini dapat digunakan sebagai biosida.
  • Acetobacter xylinum, berperan dalam proses pembuatan nata de coco dari air kelapa.
  • Streptococcus lactis dan S. cremoris, berperan dalam pembuatan keju dan mentega
  • Bacillys polymyxa, berperan dalam menghasilkan antibiotik polimiksin.
  • Streptomyces aureofaciens, berperan dalam menghasilkan antibiotik tetrasiklin untuk mengobati infeksi saluran pencernaan, sifilis, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
  • Acetobacter sp., berperan dalam pembuatan cuka.
  • Brefidibacterium flavum, berperan dalam produksi asam glutamat yang merupakan bahan baku penyedap rasa masakan.
  • Lactobacillys citrovorum, berperan memberi aroma pada mentega dan keju.
  • Bacillus brevis, berperan menghasilkan antibiotik kerotrisin.
  • Azotobacter chlorococcum, berperan menyuburkan tanah dengan mengikat nitrogen di udara.
  • Rhizobium leguminosarum, berperan dalam menyimpan zat hara untuk tanaman.
A.7.1.1. BIDANG LINGKUNGAN
Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.
Frankia alni, salah satu bakteri pengikat Nyang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar.

Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N 2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2 yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).

Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah. Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3) oleh bantuan enzim nitrogenase.  Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. 

A.7.1.2. BIDANG PANGAN 
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:

No.Nama produk atau makananBahan bakuBakteri yang berperan
1.YoghurtsusuLactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2.MentegasusuStreptococcus lactis
3.TerasiikanLactobacillus sp.
4.Asinan buah-buahanbuah-buahanLactobacillus sp.
5.SosisdagingPediococcus cerevisiae
6.KefirsusuLactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis


Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh di dalam makanan. Kelompok bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kemudian menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, sering kali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sebagai bahan dasar botox. Beberapa contoh bakteri perusak makanan :
  • Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans), menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek 
  • Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan, penurunan pH, dan pembentukkan gas.
Bakteri juga dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Ralstonia solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu pada tanaman tomat. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala layu mendadak bahkan dapat menimbulkan kematian.  Salah satu penyakit yang menyerang tanaman anggrek yaitu busuk busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Dalam perkembangan patogennya, gejala yang ditimbulkan akan cepat meluas dan dapat mematikan titik tumbuh tanaman.  Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Swings et al. 1990) adalah bakteri patogen tanaman yang menyebabkan penyakit hawar daun pada padi, yang juga dikenal dengan sebutan penyakit kresek.  Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kedelai oleh Sclerotium rolsfii dapat menyebabkan rendahnya produksi kedelai. Penyakit ini sering ditemukan pada tanaman kedelai baik lahan kering, tadah hujan maupun pasang surut dengan intensitas serangan sebesar 5 - 55%. Tingkat serangan lebih dari 5% di lapang sudah dapat merugikan secara ekonomi.  Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) menyebabkan layu fusarium pada tanaman pisang. Infeksinya akan menganggu proses penyerapan, transportasi air dan zat makanan di dalam tanah, sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

A.7.1.3. BIDANG BIOLOGI
Beberapa jenis bakteri sangat dibutuhkan dalam proses penguraian. Jenis bakteri saprofit yang bertugas membersihkan bumi ini, mengurai organisme yang sudah mati dan sisa-sisa kotoran yang dihasilkan oleh organisme hidup.Bakteri tersebut mampu mengurai protein, karbohidrat serta senyawa organik lain menjadi karbondioksida dan gas amoniak dan atau senyawa jenis lain yang memiliki struktur lebih sederhana.

Beberapa jenis bakteri ini adalah Acetobacter sp yang dapat menghasilkan asam cuka serta asam asetat.Propioni bacterium yang dapat menghasilkan asam propionat, dan Clostridium butricum yang dapat menghasilkan asam butirat.Bberapa jenis bakteri juga berperan dalam pembuatan biogas, rekayasa genetika, dan pengolahan limbah.

A.7.1.4. BIDANG KESEHATAN
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
  • Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomisin
  • Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetrasiklin
  • Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik kloramfenikol
  • Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
  • Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polimiksin.
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus. Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks. Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal adalah Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.

A.7.2. PERAN BAKTERI YANG MERUGIKAN
Berikut ini Contoh Bakteri yang Merugikan :
  • Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC (tuberkulosis).
  • Xanthomonas oryzae, merupakan bakteri penyerang pucuk batang tanaman padi.
  • Salmonella typhosa, penyebab penyakit tifus.
  • Neisseria gonorrchoeae, penyebab penyakit gonore.
  • Shigella dysenteriae, penyebab penyakit disentri.
  • Brucella abortus, penyebab brucllosis pada sapi.
  • Xanthomonas campestris, menyerang tanaman kubis.
  • Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin yang sering terdapat pada makanan kaleng.
  • Diplococcuc pneumonia, penyebab penyakit pneumonia.
  • Pseudomonas solanacaerum, merupakan bakteri penyebab penyakit layu pada terong-terongan.
  • Treponema perteneu, merupakan bakteri penyebab penyakit patek (frambusia).
  • Bordetella pertussis, merupakan bakteri yang menyebabkan gejala batuk rejan pada manusia.
  • Neisseria meningitidis, merupakan bakteri penyebab penyakit meningitis.
  • Streptococcus agalactiae, merupakan bakteri yang dapat menyebabkan masititis pada sapi.
  • Erwinia amylovora, merupakan bakteri penyebab penyakit bonyok pada buah-buahan.
A.7.2..1. PENYEBAB PENYAKIT PADA MANUSIA
Beberapa bakteri dapat menyebabkan penyakit, dari penyakit yang ringan hingga berat. Beberapa bakteri tersebut adalah Salmonella typhosa (penyebab tifus), Neisseria meningitidis (penyebab meningitis), Neisseria gonorrhoeae (penyabab kencing nanah), Mycobocterium leprae (penyebab kusta), Shigella dysenteriae (penyebab disentri), Mycobacterium tuberculosis (penyebab tuberkulosis).

A.7.2..2. PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN DAN HEWAN 
Bakteri patogen pada tanaman, antara lain Ralstonia solanacearu (penyebab layu pada tanaman tomat, Erwinia carotovora (penyebab busuk-busuk lunak pada anggrek), dan Xanthomonas oryzae pv. oryzae (penyebab penyakit hawar daun pada padi).

Pada hewan, bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, misalnya Brucella abortus (menyebabkan keguguran yang menularpada sapi) dan Bacillus anthracis (menyebabkan penyakit antraks).

A.7.2.3. MERUSAK KUALITAS MAKANAN DAN MINUMAN 
Beberapa jenis bakteri patogen terdapat dalam makanan dan minuman yang menyebabkan rusaknya kualitas makanan dan minuman.

Bakteri-bakteri ini melakukan proses metabolisme beberapa komponen penyusun dalam makanan dan minuman dan menghasilkan metabolit yang bersifat racun.

Contoh bakteri perusak makanan adalah Clostridium botulinum, yang seringkali terdapat pada makanan kalengan dan menghasilkan racun botulinin, Burkholderia gladioli, terdapat pada tempe bongkrek dan menghasilkan asam bongkrek, serta Leuconostoc mesenteroids, yang menyebabkan berlendirnya makanan, menurunnya pH dan terbentunya gas.

A.7.2.4. PENYEBAB HUJAN ASAM DAN RUSAKNYA OZON
Hujan asam dan rusaknya ozon disebabkan oleh senyawa dinitrogen oksida (N2O). Di sisi lain, senyawa ini sebenarnya juga bermanfaat bagi kelangsungan hidup organisme lain.

Bakteri yang memproduksi N2O adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas stutzeri, dan Paracoccus denitrificans melalui proses denitrifikasi.Proses denitrifikasi adalah proses reduksi anaerobik yang mengubah senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2).

A.8. DEKOMPOSISI
Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh banyak organisme, salah satunya adalah bakteri. Beberapa jenis bakteri, terutama bakteri heterotrof, mampu mendegradasi senyawa organik dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhannya. Proses dekomposisi ini dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebagai contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana, seperti asam amino. Proses dekomposisi ini juga berperan dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke alam untuk masuk ke dalam siklus lagi.

Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot. Proses ini dipercepat saat tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino. Selanjutnya, asam amino akan diubah menjadi asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH lingkungan akan turun menjadi 4-5. Reaksi ini dilakukan oleh bakteri acetogen. Pada tahap akhir, semua senyawa tersebut diubah menjadi gas metana oleh metanogen.

A.9. BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF
Dalam pemberian antibiotik harus diketahui jenis bakterinya apakah Gram positif atau negatif. Di bawah ini adalah daftar bakteri tersebut:

Actinomyces (Gram +) Bacillus (Gram +) Clostridium (Gram +) Corynebacterium (Gram +) Enterococcus (Gram +) Gardnerella (Gram +) Lactobacillus (Gram +) Listeria (Gram +) Mycobacterium (Gram +) Mycoplasma (Gram +) Nocardia (Gram +) Propionibacterium (Gram +) Staphylococcus (Gram +) Streptococcus (Gram +) Streptomyces (Gram +)

Acetobacter (Gram -) Borrelia (Gram -) Bortadella (Gram -) Burkholderia (Ggram -) Campylobacter (Gram -) Chlamydia (Gram -) Enterobacter (Gram -) Escherichia (Gram -) Fusobacterium (Gram -) Helicobacter (Gram -) Hemophilus (Gram -) Klebsiella (Gram -) Legionella (Gram -) Leptospiria (Gram -) Neisseria (Gram -) Nitrobacter (Gram -) Proteus (Gram -) Pseudomonas (Gram -) Rickettsia (Gram -) Salmonella (Gram -) Serratia (Gram -) Shigella (Gram -) Thiobacter (Gram -) Treponema (Gram -) Vibrio (Gram -) Yersinia (Gram -)

B. PENYEBAB INFEKSI BAKTERI

Bakteri dapat hidup di berbagai macam iklim, lokasi, mudah ditemukan di baik di udara, air, dan tanah. Namun, tidak semua bakteri menyebabkan infeksi atau bersifat patogenik. Hanya bakteri patogenlah yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.Bakteri patogen akan menimbulkan infeksi bakteri ,bila bakteri tersebut berhasil masuk ke dalam tubuh dan mulai berkembang biak. Oleh karena, penting mengetahui beberapa jalur masuk bakteri patogenik ke tubuh manusia, yang menjadi penyebab infeksi bakteri. Berikut ini beberapa jalan masuk bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi bakteri :
  • Penularan melalui udara terjadi ketika bakteri dihirup, dibatukkan, dan keluar melalui bersin dari orang yang sakit, ke orang yang sehat. Hal ini bisa terjadi pada infeksi akibat bakteri Streptococcus pneumoniae penyebab pneumonia, dan Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC.
  • Penularan fekal-oral (paparan bakteri dari tinja ke mulut) pada infeksi bakteri penyebab diare Salmonella, Escherichia coli, Vibrio cholera, dan Shigella dysentriae
  • Penularan melalui vektor atau perantara seperti pinjal seperti pada infeksi bakteri Rickettsia dan Borrelia
  • Penularan melalui luka pada kulit dan paparan bakteri di lingkungan sekitar, seperti pada infeksi bakteri Leptospira spp. penyebab leptospirosis dan Clostridium tetani penyebab tetanus
  • Penularan melalui hubungan seksual seperti pada infeksi bakteri penyebab gonore, klamidia, dan sifilis
  • Penularan melalui transfusi darah, seperti pada infeksi bakteri penyebab sifilis dan brucellosis
  • Penularan dari ibu ke anak seperti pada infeksi bakteri penyebab sifilis

C. TANDA DAN GEJALA INFEKSI BAKTERI

Gejala dari infeksi bakteri bergantung dari lokasi infeksi dan jenis bakteri yang menginfeksi. Berikut ini beberapa gejala umumnya dapat terjadi pada infeksi bakteri, berdasarkan lokasi dan penyebabnya :  Infeksi bakteri pada kulit, Infeksi bakteri akibat makanan, Infeksi bakteri akibat penyakit menular seksual, dan Infeksi bakteri lain.

C.1. INFEKSI BAKTERI PADA KULIT 

Infeksi bakteri pada kulit yang umumnya disebabkan oleh bakteri Gram positif Staphylococcus dan Streptococcus. Infeksi bakteri di kulit dapat menimbulkan gejala berupa:
  • Selulitis atau peradangan pada jaringan kulit: Nyeri, kulit menjadi kemerahan, dan kulit terasa  hangat ketika diraba
  • Folikulitis: Infeksi pada folikel rambut yang dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan bengkak seperti jerawat.
  • Impetigo: Infeksi kulit yang menyebabkan kulit nampak berkerak berwarna kuning, atau kulit dapat terlihat seperti lepuhan.

C.2. INFEKSI BAKTERI AKIBAT MAKANAN

Infeksi bakteri akibat makanan (foodborne infection), umumnya menimbulkan gejala berupa mual, muntah, diare, demam, menggigil, dan nyeri perut. Namun, ada beberapa gejala khusus pada infeksi bakteri yang menyebabkan foodborne infection, seperti:
  • Campylobacter jejuni, yang umumnya memicu diare disertai kram perut dan demam
  • Clostridium botulinum, penyebab infeksi yang mengancam jiwa karena produksi neurotoksin yang dihasilkan.
  • Escherichia coli O157:H7, yang menyebabkan diare (umumnya disertai darah), mual, muntah, demam, dan kram perut
  • Listeria monocytogenes, yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan diare
  • Salmonella, yang menyebabkan demam tifoid, diare, dan kram perut yang berlangsung selama 4-7 hari.
  • Vibrio, yang menyebabkan kolera (diare dengan warna dan bau khas), serta infeksi kulit, apabila terjadi kontak dengan kulit yang luka

C.3. INFEKSI BAKTERI AKIBAT PENYAKIT MENULAR SEKSUAL 

Infeksi bakteri akibat penyakit menular seksual (PMS) yang dapat disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhea, Treponema pallidium, dan bakteri penyebab vaginosis bakterial. Tidak ada gejala tertentu pada tiap bakteri penyebab PMS.

C.4. INFEKSI BAKTERI LAIN

Infeksi bakteri lainnya seperti meningitis bakterial, otitis media, infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, dan beberapa lokasi lain

D. DIAGNOSA INFEKSI BAKTERI

Gejala klinis infeksi bakteri ditentukan oleh jenis bakteri yang menginfeksi dan lokasi terjadinya infeksi bakteri. Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis infeksi bakteri, dokter akan melakukan penggalian riwayat medis dengan wawancara, melakukan pemeriksaan fisik, dan beberapa pemeriksaan penunjang, bergantung dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis ada tidaknya infeksi bakteri antara lain :
  • Pemeriksaan pewarnaan seperti pewarnaan Gram atau Bakteri Tahan Asam (BTA)
  • Pemeriksaan kultur bakteri pada sampel klinis seperti darah, cairan serebrospinal, dan urine
  • Pemeriksaan serologi untuk mencari antigen bakteri atau antibodi yang terbentuk akibat infeksi bakteri tertentu
  • Pemeriksaan pencitraan, yang membantu diagnosis infeksi bakteri di daerah sistem pernapasan, otak, dan tulang
  • Pemeriksaan serum procalcitoninuntuk mencari adanya infeksi bakteri
E. PENGOBATAN INFEKSI BAKTERI

Antibiotik adalah golongan obat berguna melawan infeksi bakteri. Antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan sel bakteri dan membunuh bakteri secara langsung. Jenis antibiotik yang diberikan bergantung dari jenis bakteri yang menginfeksi. Durasi penggunaan antibiotik berbeda antar infeksi bakteri satu dengan yang lain. Oleh karena itu, jangan mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran dan resep dari dokter. Jika Anda mendapat antibiotik dari dokter, minumlah sesuai dengan anjuran untuk mencegah perburukan kondisi atau resistensi bakteri terhadap antibiotika.

F. PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI 

Beberapa tindakan di bawah ini dapat membantu mencegah timbulnya infeksi bakteri, seperti :
  • Menjaga kebersihan dan mencegah penularan bakteri dengan selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi, atau setelah menyentuh benda-benda di tempat umum; mengurangi intensitas menyentuh mata, hidung, dan mulut bila tangan sedang kotor; dan menutup mulut dan hidung pada saat bersin atau batuk. Tindakan ini efektif untuk mencegah infeksi bakteri dengan penularan melalui kontak langsung dari udara, fekal-oral, dan lingkungan.
  • Menghindari perilaku seks bebas dan selalu menggunakan kondom untuk mencegah infeksi bakteri terkait PMS (Penyakit Menular Seksual)
  • Menggunakan spray antiserangga untuk menghindari infeksi bakteri yang ditularkan oleh vektor atau perantara
  • Menjalani pemeriksaan atau skrining terhadap beberapa bakteri, sebelum kehamilan dan sebelum melakukan transfusi darah
  • Mendapatkan imunisasi, untuk mencegah beberapa penyakit yang disebabkan bakteri seperti pneumonia, meningitis, difteri, tetanus, dan pertussis
G. KAPAN BERKONSULTASI DENGAN DOKTER KETIKA MENDAPATI TANDA DAN GEJALA INFEKSI BAKTERI

Berkonsultasilah dengan dokter bila :
  • Mengalami gejala infeksi bakteri yang telah disebutkan di atas.
  • Ingin memastikan gejala klinis yang Anda alami adalah infeksi bakteri dan bukan penyakit lainnya
  • Ada orang di sekitar Anda yang memiliki gejala infeksi bakteri, dan Anda ingin tahu cara mencegah penularan infeksi bakteri
  • Ingin mengetahui obat-obatan atau tindakan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi infeksi bakteri
H. PERSIAPAN SEBELUM BERKONSULTASI DENGAN DOKTER

Sebelum pemeriksaan, siapkan catatan yang berisi informasi tentang :
  • Gejala yang dirasakan
  • Waktu kemunculan gejala infeksi bakteri
  • Orang-orang di sekitar Anda dengan gejala serupa
  • Semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi
  • Pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter, termasuk kemungkinan penyakit selain infeksi bakteri dengan gejala serupa
Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

I. APA YANG DILAKUKAN DOKTER PADA SAAT KONSULTASI

Dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Sebaiknya Anda memberikan jawaban jelas, agar dokter bisa mendiagnosis dengan baik.
  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala tersebut timbul?
  • Apakah terjadi pembesaran kelenjar di daerah leher?
  • Apakah Anda bertukar alat makan dengan orang yang memiliki gejala serupa?
  • Apakah Anda telah mendapatkan imunisasi lengkap?
  • Apakah ada orang di sekitar Anda yang memiliki gejala serupa akhir-akhir ini?
  • Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya dan apa saja pengobatan yang sudah dicoba?
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis infeksi bakteri.

J. ANTI BAKTERI

Rabu, 14 Oktober 2020

TERAPI PIJAT


A. APA ITU PIJAT ?

Pijat merupakan terapi sentuhan tradisional paling tua yang populer dilingkungan masyarakat luas yang pada masa lalu keterampilan ini diwariskan secara turun-temurun, yang dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dan atau pun menggunakan alat.

Walaupun sekarang keterampilan ini bisa didapat dari berbagai sumber belajar berkat perkembangan dunia teknologi informasi. 

Pijat dapat memberikan efek relaksasi, melemaskan otot-otot tegang, melancarkan peredaran darah dan aliran energi  serta bermanfaat bagi kesehatan. 

Pada kesehatan pijat berguna dalam upaya mencegah dan mengobati bermacam penyakit harus dilakukan pada titik-titik simpul saraf yang tepat agar kesehatan peredaran darah dan aliran energi menjadi lancar. Peredaran darah dan aliran energi yang lancar meningkatkan daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh sehingga mampu menghilangkan berbagai penyakit.

Pijat adalah tindakan penekanan oleh tangan dan atau alat bantu pijat pada jaringan lunak tubuh tanpa menyebabkan pergeseran (perubahan) posisi sendi. Gerak dalam pijatan meliputi gerakan memutar dengan telapak tangan, gerakan menekan, mendorong, menepuk-nepuk dan gerakan terhadap jaringan lunak lainnya.

Tujun pemijatan pada tubuh, yaitu : memperlancar peradaran darah dan cairan getah bening, membuka hambatan aliran energi (chi), mereposisikan bagian tubuh yang mengalami dislokasi terutama pada sendi ke posisi semula, dan menjadikan tubuh rileks dan segar.  

B. SALAH PIJAT MALAH BISA MEMAR

Beberapa orang memilih jalan cepat untuk menyembuhkan pegal-pegal, misalnya dengan pijat atau mengonsumsi obat penghilang rasa pegal. 

Mengobati pegal dengan pijat memang tidak dilarang. Dengan pijat yang tepat, ketegangan bisa direlaksasi,  Namun, pijat tidak boleh dilakukan sembarangan. Pijat harus dilakukan oleh orang yang memang mengerti secara khusus soal anatomi tubuh. Soalnya, jika titik saraf yang dipijat salah, bukan kesembuhan yang diperoleh, tetapi malah memar di tubuh kita,  

Pemijatan pada intinya adalah membuka simpul-simpul saraf pembuluh darah. Dengan terbukanya simpul saraf akan membuat aliran darah menjadi lebih lancar. Dengan demikian, aliran ini akan membawa darah bersih dari jantung ke jaringan tubuh sehingga kerja tubuh akan berjalan seimbang. Selain dengan pemijatan, menghilangkan pegal-pegal bisa juga dilakukan dengan mengonsumsi obat. 

Namun, ingat, obat-obatan yang bebas dijual di toko obat atau apotik saat ini kebanyakan merupakan obat berjenis analgesic atau obat untuk menghilangkan rasa sakit saja. Sebelum mengonsumsinya, lebih baik Anda konsultasikan dulu dengan dokter. Soalnya, bisa jadi Anda tidak cocok dengan obat jenis ini sehingga malah menimbulkan efek samping. 

Lebih baik melakukan pencegahan daripada mengobati. Caranya dengan menjalankan pola hidup sehat. Pola hidup sehat seperti menghindari makanan yang mengandung protein tinggi yang bisa memicu pegal-pegal. Contoh makanan berprotein tinggi adalah daging dan juga kikil. 

Pola hidup sehat juga bisa dilakukan dengan rutin mengonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari serta memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. 

Harus diingat, jangan lupa menyeimbangkannya dengan melakukan olahraga. Bagi yang bekerja di ruangan, jangan lupa menyempatkan diri untuk menggerak-gerakan bagian tubuh atau jalan-jalan.

C. MEMAR, JANGAN DIPIJAT YA! 

Jika seseorang mengalami memar karena jatuh atau terbentur, hal yang pertama kali dilakukan adalah memijat. Masyarakat percaya dengan memijat dapat menyembuhkan. Namun, ternyata anggapan tersebut salah. 

Kalau memijat hanya untuk melemaskan otot itu masih boleh. Tetapi kalau terjadi memar, dengan memijat justru akan membuat pendarahan yang semula terhenti akan terjadi lagi.

Pada saat terbentur memang terjadi pendarahan pada pembuluh. Namun, tubuh mempunyai kemampuan alami untuk memberhentikan pendarahan itu. "Pada saat dipijat, memang terasa enak karena darah mengalir. Tetapi justru itu yang memicu terjadi pendarahan lagi.

Dipijat, lanjut dia, justru akan menambah pembengkakan pada otot ligamen. Maka hal pertama yang harus dilakukan jika mengalami benturan yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah adalah segera menghentikan kegiatan dan lakukan pendinginan dengan pengompresan menggunakan es batu.

D. PIJAT MENENTERAMKAN HATI, USIR DEPRESI 

Siapa yang tidak suka dipijat? Selain mampu memupus lelah dan melemaskan otot, pijat juga mampu menenteramkan hati. Manfaat pijat tidak hanya itu. Studi ilmiah menunjukkan, orang yang sering dipijat juga lebih jarang mengalami depresi. 

Terapi pijat sudah sejak lama terbukti punya manfaat pada sisi emosional seseorang, yakni memupus stres dan tekanan tubuh. Dalam sebuah penelitian, terbukti pasien-pasien depresi merasakan dirinya merasa lebih baik setelah mendapatkan terapi pijat. 

Dalam suatu penelitian yang dilakukan periset dari Taiwan, dilakukan perbandingan dampak terapi pijat dengan terapi lain, seperti herbal China, olahraga relaksasi atau beristirahat, pada pasien depresi. 

Secara umum diketahui, terapi pijat yang dilakukan secara rutin lebih efektif dalam mengurangi gejala-gejala depresi dibandingkan dengan terapi lainnya. 

Para ahli meyakini, terapi pijat tidak hanya mengurangi stres dan membuat tubuh menjadi rileks, tetapi tiap sentuhan tangan dari pemijat akan menghasilkan hubungan persahabatan antara terapis dan pasien. Pada akhirnya, hal ini akan memicu dikeluarkannya hormon oksitoksin yang menimbulkan ada rasa saling percaya.

E. PIJATAN UNTUK PEGAL LINU

Saat badan kita terasa linu atau lelah, pijatan di badan dapat membuat tubuh terasa enak. Mengapa pijatan bisa menghilangkan linu dan pegal-pegal di tubuh, ya?

Pijatan pada tubuh kita bertujuan untuk mengendurkan otot, melancarkan peredaran darah, dan membantu mengurangi rasa stres.

Tentunya pemijatan atau pun pengurutan di tubuh tidak boleh dilakukan dengan terlalu keras. Wah, bisa-bisa malah semakin pegal. Dengan pijatan yang tepat, maka badan kita bisa merasa nyaman.

Saat memijat, biasanya si pemijat menggunakan minyak atau balsam tertentu untuk melakukan tugasnya. Pijat bahkan boleh dilakukan untuk segala usia, lo, dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia.

Sejak dulu, pijat juga biasa dikombinasikan dengan mengoleskan wewangian dari bunga-bunga, biji-bijian, serta kayu-kayu tertentu.

Khusus di negara Tiongkok, sudah lama dikembangkan terapi akupresur, yaitu akupuntur tanpa jarum. Ahli akupresur biasanya melakukan pijatan dengan ujung jarinya di titik-titik tertentu pada tubuh pasiennya.

E.1. Jangan Remehkan Pegal dan Linu di Badan

Kebanyakan orang pernah mengeluh tubuhnya pegal-pegal. Rasa nyeri di sekitar pinggang, linu di persendian, dan otot terasa kaku adalah keluhan yang kerap dialami banyak orang. 

Penyebab munculnya pegal badan ini bisa bermacam-macam. Selain karena olahraga berlebihan atau beraktivitas berat, pegal-pegal juga bisa disebabkan karena kebanyakan duduk di kantor. 

Pegal-pegal di badan muncul karena kurangnya relaksasi otot. Ia mencontohkan orang yang bekerja terlalu lama di depan komputer. Karena pergerakan tubuhnya statis dan terbatas, ia bakal gampang terserang pegal-pegal badan. 

Umumnya, rasa pegal itu berasal dari otot tegang atau kaku, pegal-pegal bisa menyerang hampir semua bagian tubuh, seperti punggung, leher, tangan atau kaki. Jika pegal sudah menyerang, badan pasti terasa tidak enak. Tak jarang, kondisi ini membuat nafsu makan seseorang menjadi turun. 

Alhasil, tubuh akan terasa lemas dan lesu. Meski begitu, banyak orang menganggap pegal-pegal sebagai masalah sepele. Sebab, kadang dengan istirahat yang cukup atau dipakai tidur saja, pegal-pegal di sekujur badan bisa hilang dengan sendirinya. 

E.1.1. Pertanda penyakit 

Bagi yang mengalami pegal-pegal ringan memang bisa disembuhkan dengan istirahat cukup. Tetapi, untuk kasus tertentu, istirahat saja mungkin tidak cukup. 

Contohnya, mereka yang mengalami pegal-pegal dalam kurun waktu lama. Bisa jadi ia terserang sindrom kelelahan kronis atau chronic spastic syndrome. Dalam kasus ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Siapa tahu itu pertanda datangnya sebuah penyakit. 

Nah, ada baiknya Anda jangan menyepelekan ketika mengalami pegal dan linu di badan. Di balik rasa pegal itu terkadang bersemayam penyakit tertentu. 

Dalam hal ini, pegal-pegal di badan kita bukan karena faktor kecapaian kerja. Namun, karena ada virus yang menyerang tubuh. Kalau itu yang terjadi, pegal-pegal bisa menjadi masalah kesehatan yang serius. 

Contohnya adalah orang yang terserang virus influenza. Biasanya, gejala yang muncul dari penyakit ini adalah pegal-pegal di sekujur tubuh. Setelah itu baru diikuti oleh demam dan hidung mengeluarkan cairan. Gejala serupa juga terjadi jika kita akan terserang penyakit lain, seperti demam berdarah atau cacar air. 

Jika pegal badan diikuti rasa lemah, letih, dan lesu, Anda juga harus hati-hati. Jangan-jangan itu mengindikasikan penyakit kurang darah atau anemia. Pegal-pegal badan juga dialami oleh penderita penyakit lain, seperti hepatitis atau penyakit rematik. 

Pegal-pegal di badan juga bisa mengindikasikan seseorang terserang penyakit asam urat atau herpes. Virus herpes tersebar melalui udara, jika stamina lemah, akan mudah terkena. Pegal-pegal juga bisa menjadi ciri seseorang terserang penyakit persendian yang serius, seperti penyakit amyotropic lateral sclerosis (ALS), rheumatoid arthritis, polymyositis, serta multiple sclerosis. Makanya jangan remehkan pegal-pegal. Apalagi untuk pegal-pegal yang fatal, itu harus segera ditangani oleh dokter.

Mereka yang lebih banyak beraktivitas di ruangan ber-AC juga diimbau lebih berhati-hati. Sebab, udara lembab di ruangan tertutup tidak baik untuk kesehatan dan bisa menjadi penyebab munculnya rasa lelah dan pegal-pegal di tubuh. 

Jadi, jika Anda bekerja di ruang ber-AC, sempatkan untuk keluar sebentar di tempat yang terkena sinar matahari, ini penting buat kesehatan.

E.2. Badan Terasa Pegal Linu, Yuk ! Atasi Dengan 5 Manfaat Pijat Bagian Tubuh

Pijat adalah cara yang sangat efektif untuk menghilangkan stres dan bersantai setelah hari yang panjang.

Pijat juga bagus untuk kesehatan fisik karena membantu mengendurkan otot, melepaskan ketegangan dan meningkatkan sirkulasi.

Pijatan akan membuat tubuhmu lebih fleksibel dan bergerak lebih bebas.

Pijatan yang rutin dilakukan juga akan membuatmu tetap lentur dan terhindar dari cedera.

Selain baik untuk kesehatan fisik, pijat ternyata juga bagus untuk kesehatan mental lho!

Tak percaya? berikut lima manfaat pijat untuk kesehatan mental :
  1. Mengurangi depresi dan kecemasan.
  2. Menurunkan stres
  3. Mencegah emosi
  4. Mengurangi gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
  5. Mengurangi nyeri sendi dan masalah otot

E.2.1. Mengurangi depresi dan kecemasan. 

Depresi dan kecemasan sangat sulit ditangani dan memengaruhi 67 persen penduduk di Kanada.

Penelitian menunjukkan, terapi pijat dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Para peneliti di Taiwan melakukan 17 studi dan menemukan bahwa pijatan bermanfaat bagi mereka yang menderita depresi serta mengurangi gejalanya.

Lebih lanjut, para peneliti di Jepang menemukan bahwa pijatan mengaktifkan sistem saraf simpatik yang mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati.

Jadi, jika kamu sedang berjuang mengatasi depresi dan kecemasan, pijat bisa menjadi pilihan.

E.2.2. Menurunkan stres

Terapi pijat mengaktifkan neuroransmiter dalam tubuh yang dapat menurunkan hormon stres.

Para peneliti bahkan menemukan, kadar dopamin dan serotamin orang yang melakukan pijat akan meningkat 30 persen.

Jika kamu sedang berusaha mengatasi stres, luangkanlah waktu untuk pijat.
E.3.3. Mencegah emosi

Banyak orang yang menderita penyakit kronis merasa tak berdaya dan bingung ke mana harus berobat.

Hal ini menyebabkan kecemasan, stres dan kemarahan.

Terapi pijat terbukti dapat mengurangi gejala tersebut pada orang yang menderita penyakit serius.

Tak hanya itu, mereka yang dipijat juga memeliki lebih sedikit neurotransmitter yang terkait dengan depresi.

E.3.4. Mengurangi gejala PTSD

Prajurit yang pulang dari perang dengan gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan di rumah.

Terapi pijat dapat membantu mereka belajar rileks dan mendapatkan tidur yang sehat.

Selain itu, terapi pijat juga terbukti membantu mengurangi rasa sakit, mudah marah, tegang, khawatir dan cemas.

E.3.5. Mengurangi nyeri sendi dan masalah otot

Studi yang dilakukan pada petugas kesehatan yang mengalami stres, ketegangan bahkan insomnia menunjukkan bahwa melakukan pijat di kursi selama 10 menit seminggu sekali membantu mengurangi nyeri sendiri, masalah otot, kelelahan, bahu kaku dan sakit kepala.

Tak hanya itu, kualitas tidur juga meningkat. 

F. METODE-METODE PIJAT

F.1. Pijat Refleksi

Refleksologi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan diberbagai titik-titik tertentu pada tubuh. Ilmu ini berasal dari Cina. Pijat refleksi dapat dilakukan dengan tangan dan benda-benda lain berupa kayu, plastik, atau karet. Pemijat mempunyai pengetahuan tentang titik saraf manusia khususnya pada bagian telapak kaki dan tangan. Jika Anda menderita salah satu penyakit pada organ dalam tubuh Anda, biasanya pemijat akan mengetahui melalui pijatan di kaki. Pijat refleksi sering dijadikan pengobatan alternatif untuk berbagai penyakit yang umum seperti pada jantung, percernaan, bahkan untuk masalah kesuburan.

F.2. Pijat Shiatsu

Dalam bahasa Jepang, shiatsu berarti "tekanan jari” Pemijat akan menggunakan tekanan bervariasi dengan jari pada titik-titik yang disebut titik akupresur. Titik ini dipercaya menjadi bagian-bagian penting energi-tubuh. Shiatsu merupakan teknik memijat yang. berasal dari Jepang. Pijatan ini dikhususkan dengan menekan menggunakan jari atau telapak tangan secara kuat pada titik-titik tertentu pada bagian tubuh. Manfaatnya adalah untuk memperbaiki organ tubuh yang mengalami gangguan. Biasanya para pemijat yang sudah ahli akan mengetahui titik-titik mana yang harus ditekan untuk menghilangkan penyakit yang dialami pasien. Pemijatan ini mirip dengan totok.

F.3. Pijat Thai

Seorang terapis akan menggerakkan tubuh pasien ke berbagai posisi untuk menekan otot tertentu. Thai massage atau pijat Thai menggunakan energi tubuh dan lembut. Manfaatnya adalah untuk relaksasi bahkan mampu membangkitkan gairah terhadap pasangan. Pemijat akan melakukan gerakan yang lembut seperti sedang menari. Pemijat akan menarik badan Anda hingga terdengar bunyi otot Anda, bahkan pemijat juga akan menggunakan kaki untuk menambah kelenturan otot.

F.4. Pijat Tradisional

Pijat yang paling dikenal di Indonesia, biasa dikenal dengan istilah urut. Khususnya di daerah pedesaan, pijatan tradisional ini dianggap dapat menyembuhkan penyakit. Pijatan jenis ini biasanya ditekan dengan kuat. Dengan menggunakan telapak tangan dan ibu jari, otot-otot yang tegang dapat lemas kembali sehingga tubuh lebih segar. Beberapa pemijat menggunakan minyak kelapa sebagai pelengkap.

F.5. Hot Stone Massage  (pijat batu panas)

Seperti namanya hot stone massage, maka pada pemijatan ini digunakan batu vulkanik yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian batu yang cukup panas itu diletakkan pada tubuh selama kurang lebih 10 menit sampai hangat pada batu hilang. pemijat tidak akan-menekan tubuh dengan keras dan sering. Hanya pada bagian tangan dan kaki saja, Meletakkan batu yang panas akan menyebabkan pembuluh pembuluh darah melebar sehingga akan memudahkan menghisap racun-racun ada dalam tubuh. Batu panas juga akan membuat Anda merasa rileks.

F.6. Swedish Massage (pijat Swedia)

Swedish massage diperkenalkan oleh Per Henrik Ling pada awal abad ke-19. Jenis pijatan ini sudah dikenal di Eropa dan dunia Barat. Teknik memijatnya tidak terlalu keras dan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan pada otot dan tulang. Untuk Anda yang menyukai pijatan lembut untuk relaksasi, Anda dapat mencoba pijatan ini.

F.7. French Massage (pijat Perancis)

Berasal dari negeri yang terkenal dengan wanita yang cantik dan langsing yaitu Perancis. Pijatan Ini berfungsi menambah kecantikan. Pada proses pemijatan, akan digunakan aromaterapi, scrub, minyak esensial yang akan membantu menghilangkan lemak pada tubuh dan menambah kebersihan kulit.

F.7. Hawaian Massage

Anda akan ditekan dengan keras pada pijatan ini. Pemijat menggunakan siku yang akan ditekan dengan kuat. Cocok bagi Anda yang habis kerja dan mengalami pegal-pegal pada tubuh.


IMUNOLOGI

Imunologi merupakan ilmu mempelajari sistem kekebalan cabang ilmu kedokteran dan biologi yang sangat penting.  Sistem kekebalan melindungi kita dari infeksi melalui berbagai jalur pertahanan.  Sistem imun yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya dapat menimbulkan penyakit seperti autoimunitas, alergi dan kanker.  Sekarang juga menjadi jelas bahwa respons imun berkontribusi pada perkembangan banyak gangguan umum yang tidak secara tradisional dipandang sebagai imunologis, termasuk kondisi metabolik, kardiovaskular, dan neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Imunologi adalah cabang biologi dari ilmu biomedis yang mencakup studi tentang sistem kekebalan tubuh pada semua organisme. Bagan imunologi, mengukur, dan mengontekstualisasikan fungsi fisiologis sistem kekebalan pada keadaan kesehatan dan penyakit; kerusakan sistem kekebalan pada gangguan imunologis (seperti penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, dan penolakan transplantasi); dan karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis dari komponen sistem kekebalan tubuh in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki aplikasi dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran, terutama di bidang transplantasi organ, onkologi, reumatologi, virologi, bakteriologi, parasitologi, psikiatri, dan dermatologi.

Sebelum penetapan kekebalan, dari imunis etimologis, yang dalam bahasa Latin berarti "dikecualikan", dokter awal mengkarakterisasi organ yang nantinya akan terbukti sebagai komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Organ limfoid penting dari sistem kekebalan tubuh adalah timus, sumsum tulang, dan jaringan limfatik utama seperti limpa, amandel, pembuluh limfa, kelenjar getah bening, kelenjar gondok, kelenjar gondok, dan hati. Ketika kondisi kesehatan memburuk ke status darurat, bagian-bagian organ sistem kekebalan tubuh, termasuk timus, limpa, sumsum tulang, kelenjar getah bening, dan jaringan limfatik lainnya, dapat dikeluarkan secara pembedahan untuk pemeriksaan sementara pasien masih hidup.

Banyak komponen sistem kekebalan biasanya bersifat seluler dan tidak terkait dengan organ spesifik apa pun, melainkan tertanam atau beredar di berbagai jaringan yang berada di seluruh tubuh.

Imunologi merupakan ilmu yang turut mempelajari berbagai aspek sistem imun dan sejumlah bentuk gangguan sistem imun. Ilmu ini termasuk ke dalam ilmu yang baru berkembang. Imunologi diawali dengan penemuan vaksin oleh Edward Jenner di tahun 1796.

A. Seberapa Penting Peran Imunologi di Bidang Medis?

Dari karya perintis Edward Jenner di abad ke-18 yang pada akhirnya mengarah pada vaksinasi dalam bentuk modernnya (sebuah inovasi yang kemungkinan telah menyelamatkan lebih banyak nyawa daripada kemajuan medis lainnya), hingga banyak terobosan ilmiah di abad ke-19 dan ke-20 yang akan mengarah pada antara lain, : 
  • transplantasi organ yang aman, 
  • identifikasi golongan darah, dan 
  • penggunaan antibodi monoklonal di mana-mana di seluruh sains dan perawatan kesehatan, imunologi telah mengubah wajah pengobatan modern.  
Penelitian imunologi terus memperluas wawasan dalam pemahaman kita tentang bagaimana menangani masalah kesehatan yang signifikan, dengan upaya penelitian yang sedang berlangsung di bidang imunoterapi, penyakit autoimun, dan vaksin untuk patogen yang muncul, seperti Ebola, HIV, SARS-CoV dan lain-lain.

Meningkatkan pemahaman kita tentang imunologi dasar sangat penting untuk aplikasi klinis dan komersial dan telah memfasilitasi penemuan diagnostik dan perawatan baru untuk mengelola beragam penyakit.  Selain hal di atas, ditambah dengan kemajuan teknologi, penelitian imunologi telah menyediakan teknik dan alat penelitian yang sangat penting, seperti teknologi sitometri aliran dan antibodi.

Studi imunologi makin berkembang seiring kemajuan zaman. Di zaman kesehatan dan medis yang makin modern, imunologi berperan penting dalam menangani sejumlah masalah kesehatan. Beberapa riset terkait imunologi mulai banyak dilakukan, seperti imunoterapi, menanggulangi penyakit autoimun, hingga menemukan vaksin untuk patogen baru, misalnya ebola.

Sistem imunitas merupakan suatu keterkaitan kompleks yang terdiri atas struktur dan proses yang terus-menerus berkembang dalam upaya menangkal serangan penyakit. Komponen molekuler dan seluler yang membentuk sistem imun sesuai fungsinya terbagi dua, yaitu bawaan dan adaptif.
  • Imunitas bawaan merupakan lini pertama sistem pertahanan tubuh. Imunitas bawaan mencakup pelindung fisik, seperti air liur dan kulit, beserta sel-sel makrofagus, basofil, neutrofil, dan sel mast.
  • Imunitas adaptif menjadi lini kedua sistem pertahanan tubuh yang bertugas membangun ingatan tubuh ketika menghadapi infeksi. Imunitas adaptif melibatkan antibodi yang bertindak melawan patogen asing di dalam darah.
B. APA ITU AHLI IMUNOLOGI? 

Ahli imunologi adalah seorang ilmuwan dan atau dokter yang mengkhususkan diri dalam bidang imunologi.  Banyak ahli imunologi bekerja di laboratorium yang berfokus pada penelitian, baik di akademisi atau industri swasta (misalnya di industri farmasi).  Ahli imunologi lain - "ahli imunologi klinis" - adalah dokter yang berfokus pada diagnosis dan pengelolaan penyakit sistem kekebalan, seperti penyakit autoimun dan alergi.

C. SISTEM KEKEBALAN

Sistem kekebalan adalah sistem kompleks dari struktur dan proses yang telah berkembang untuk melindungi kita dari penyakit.  Komponen molekuler dan seluler membentuk sistem kekebalan.  Fungsi komponen-komponen ini dibagi menjadi mekanisme nonspesifik, yang merupakan bawaan organisme, dan respons responsif, yang adaptif terhadap patogen tertentu.  Imunologi fundamental atau klasik melibatkan mempelajari komponen yang membentuk sistem kekebalan bawaan dan adaptif.  Kekebalan bawaan adalah garis pertahanan pertama dan tidak spesifik.  Artinya, tanggapannya sama untuk semua patogen potensial, tidak peduli betapa berbedanya mereka.  Kekebalan bawaan termasuk penghalang fisik (misalnya kulit, air liur, dll.) Dan sel (misalnya makrofag, neutrofil, basofil, sel mast, dll).

Komponen ini 'siap digunakan' dan melindungi organisme selama beberapa hari pertama infeksi.  Dalam beberapa kasus, ini cukup untuk membersihkan patogen, tetapi dalam kasus lain pertahanan pertama menjadi kewalahan dan baris pertahanan kedua masuk. Imunitas adaptif adalah baris pertahanan kedua yang melibatkan membangun memori dari infeksi yang ditemui sehingga dapat meningkatkan  respon yang ditingkatkan khusus untuk patogen atau zat asing.

Kekebalan adaptif melibatkan antibodi, yang umumnya menargetkan patogen asing yang berkeliaran bebas di aliran darah.  Juga terlibat adalah sel T, yang diarahkan terutama ke patogen yang telah menjajah sel dan dapat langsung membunuh sel yang terinfeksi atau membantu mengontrol respons antibodi.

D. DISFUNGSI IMUN DAN IMUNOLOGI KLINIS

Sistem kekebalan adalah sistem yang sangat diatur dan seimbang dan ketika keseimbangan terganggu, penyakit dapat terjadi.  Penelitian di bidang ini melibatkan studi penyakit yang disebabkan oleh disfungsi sistem kekebalan.  Banyak dari pekerjaan ini memiliki arti penting dalam pengembangan terapi dan perawatan baru yang dapat mengelola atau menyembuhkan kondisi dengan mengubah cara kerja sistem kekebalan atau, dalam kasus vaksin, memperkuat sistem kekebalan dan meningkatkan reaksi kekebalan terhadap patogen tertentu.  .

Gangguan imunodefisiensi melibatkan masalah dengan sistem kekebalan yang merusak kemampuannya untuk memasang pertahanan yang tepat.  Akibatnya, ini hampir selalu dikaitkan dengan infeksi parah yang terus berlanjut, berulang dan / atau menyebabkan komplikasi, membuat gangguan ini sangat melemahkan dan bahkan fatal.        

Ada dua jenis gangguan imunodefisiensi: 
  • imunodefisiensi primer biasanya muncul sejak lahir, umumnya turun-temurun dan relatif jarang.  Contoh seperti itu adalah imunodefisiensi variabel umum (CVID).  
  • Imunodefisiensi sekunder umumnya berkembang di kemudian hari dan dapat terjadi setelah infeksi, seperti kasus AIDS setelah infeksi HIV.  
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang tubuh yang dimaksudkan untuk dilindungi.  Orang yang menderita penyakit autoimun memiliki cacat yang membuat mereka tidak dapat membedakan molekul 'diri' dari 'bukan diri' atau 'asing'.

Prinsip-prinsip imunologi telah memberikan berbagai macam tes laboratorium untuk mendeteksi penyakit autoimun.  Penyakit autoimun dapat digambarkan sebagai penyakit autoimun 'primer', seperti diabetes tipe-1, yang dapat dimanifestasikan sejak lahir atau selama awal kehidupan;  atau sebagai penyakit autoimun 'sekunder', yang muncul di kemudian hari karena berbagai faktor.  Artritis reumatoid dan sklerosis multipel dianggap termasuk dalam jenis autoimunitas ini.  

Selain itu, penyakit autoimun dapat dilokalisasi, seperti Penyakit Crohn yang mempengaruhi saluran GI, atau sistemik, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE).

Alergi adalah gangguan hipersensitivitas yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat asing yang tidak berbahaya, yang mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh sendiri.  Hampir semua zat dapat menyebabkan alergi (alergen), tetapi paling umum, alergi muncul setelah makan jenis makanan tertentu, seperti kacang, atau dari menghirup zat yang terbawa udara, seperti serbuk sari, atau debu.  Dalam reaksi alergi, tubuh percaya alergen berbahaya dan segera menghasilkan zat untuk menyerang mereka.  Hal ini menyebabkan sel-sel sistem kekebalan melepaskan bahan kimia yang kuat seperti histamin, yang menyebabkan peradangan dan banyak gejala yang berhubungan dengan alergi.  Imunologi berusaha untuk memahami apa yang terjadi pada tubuh selama respons alergi dan faktor-faktor yang menyebabkannya.  Ini akan mengarah pada metode yang lebih baik untuk mendiagnosis, mencegah dan mengendalikan penyakit alergi.  Asma adalah penyakit saluran udara yang melemahkan dan terkadang fatal.  Ini umumnya terjadi ketika sistem kekebalan merespons partikel yang dihirup dari udara, dan dapat menyebabkan penebalan saluran udara pada pasien seiring waktu.  Ini adalah penyebab utama penyakit dan sangat umum terjadi pada anak-anak.  Dalam beberapa kasus ia memiliki komponen alergi, namun dalam beberapa kasus, asalnya lebih kompleks dan kurang dipahami.

Kanker adalah penyakit pertumbuhan dan perkembangbiakan sel yang tidak normal dan tidak terkendali dan didefinisikan oleh seperangkat ciri khas, salah satunya adalah kemampuan sel kanker untuk menghindari kerusakan kekebalan.  Dengan pengetahuan bahwa penghindaran sistem kekebalan dapat berkontribusi terhadap kanker, para peneliti beralih ke memanipulasi sistem kekebalan untuk mengalahkan kanker (imunoterapi).  Imunoterapi kanker berupaya untuk merangsang kekuatan bawaan sistem kekebalan untuk melawan jaringan kanker dan telah menunjukkan janji yang luar biasa sebagai senjata baru dalam persenjataan kita melawan penyakit.

Aplikasi lain dari pengetahuan imunologi melawan kanker termasuk penggunaan antibodi monoklonal (protein yang mencari dan langsung mengikat protein target tertentu yang disebut antigen. Contohnya adalah Herceptin, yang merupakan antibodi monoklonal yang digunakan untuk mengobati kanker payudara dan perut).  Selain itu, sejumlah vaksin kanker yang berhasil telah dikembangkan, terutama vaksin HPV.  Transplantasi melibatkan pemindahan sel, jaringan atau organ dari donor ke penerima.

Penghalang paling tangguh untuk transplantasi adalah pengenalan sistem kekebalan terhadap organ yang ditransplantasikan sebagai benda asing.  Memahami mekanisme dan gambaran klinis penolakan penting dalam menentukan diagnosis, menasihati pengobatan dan sangat penting untuk mengembangkan strategi dan obat baru untuk mengelola transplantasi dan membatasi risiko penolakan.

Vaksin adalah agen yang mengajarkan tubuh untuk mengenali dan mempertahankan diri terhadap infeksi dari patogen berbahaya, seperti bakteri, virus, dan parasit.  Vaksin memberikan 'pratinjau' diam-diam dari patogen tertentu, yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mempersiapkan diri jika terjadi infeksi.  Vaksin mengandung unsur agen infeksius yang tidak berbahaya yang merangsang sistem kekebalan untuk memberikan tanggapan, dimulai dengan produksi antibodi.  Sel responsif terhadap vaksin berkembang biak baik untuk memproduksi antibodi khusus untuk agen pemicu dan juga untuk membentuk 'sel memori'.

Saat bertemu agen infeksi untuk kedua kalinya, sel-sel memori ini dengan cepat mampu menghadapi ancaman dengan memproduksi antibodi dalam jumlah yang cukup.  Patogen di dalam tubuh pada akhirnya dihancurkan, sehingga mencegah infeksi lebih lanjut.  Beberapa penyakit menular seperti cacar, campak, gondongan, rubella, difteri, tetanus, batuk rejan, tuberkulosis dan polio tidak lagi menjadi ancaman di Eropa karena keberhasilan penerapan vaksin.

D.1. KESIMPULAN 

Sebuah penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun atau disfungsi imunitas. Penelitian ini juga berupaya menemukan terapi dan langkah penanganan terbaru yang dapat menyembuhkan defisiensi imun / imunodefisiensi. Jenis-jenis penyakit yang terkait disfungsi imun, antara lain:
  • Alergi: gangguan hipersensitif di sistem kekebalan tubuh yang menganggap partikel asing berbahaya, padahal tidak berbahaya.
  • Asma: umumnya muncul ketika sistem kekebalan tubuh bermasalah dalam merespons partikel-partikel hirup di udara yang menyebabkan penebalan di saluran pernapasan.
  • Kanker: penyakit yang disebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel kanker ini akan menghancurkan sistem kekebalan tubuh inangnya.
  • Defisiensi imun / imunodefisiensi: merupakan gangguan yang menyebabkan lumpuhnya kemampuan sistem imun dalam memberikan pertahanan bagi tubuh. Defisiensi imun dihubungkan dengan sejumlah infeksi parah yang bisa mengakibatkan komplikasi. Defisiensi imun terbagi dua, yaitu primer, yang muncul sejak lahir dan sekunder, yang muncul setelah infeksi tertentu seperti AIDS.
  • Penyakit autoimun: terjadi saat sistem imun berbalik menyerang tubuh. Contoh penyakit autoimun primer adalah diabetes tipe 1. Autoimun sekunder merupakan penyakit yang muncul setelah penderita dewasa karena faktor-faktor tertentu, seperti penyakit Crohn, lupus eritematosus sistemik, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.

E. METODE PEMERIKSAAN IMUNOLOGI

Pemeriksaan imunologi dapat dilakukan melalui serangkaian tes antibodi dan tes antigen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi dan sejumlah gangguan terkait sistem imun. Antibodi merupakan protein kecil yang bersirkulasi di aliran darah dan merupakan bagian dalam sistem pertahanan tubuh yang disebut imunoglobulin. Zat asing yang masuk dalam tubuh yang merupakan sasaran antibodi disebut antigen.
  • Pemeriksaan antibodi: Antibodi dapat dideteksi dan diukur melalui sampel darah atau kadang lewat air liur. Dalam beberapa kasus, tes ini dapat menentukan diagnosis penyakit tertentu. Jika hasil pemeriksaan terhadap antibodi tertentu adalah positif, bukan berarti pasien menderita kondisi tertentu tetapi pasien tersebut berkemungkinan menderita kondisi penyakit tertentu. Pemeriksaan antibodi dilakukan untuk mendiagnosis infeksi, penyakit autoimun dan kondisi tertentu lainnya.
  • Pemeriksaan antigen: Beberapa pemeriksaan antigen mampu mengidentifikasi protein atau substansi dari kuman dan bakteri untuk mengetahui adanya infeksi. Sampel pemeriksaan, misalnya dengan mengambil tinja untuk melihat ada atau tidaknya bakteri Heliobacter pylori. Bakteri ini dapat menginfeksi perut dan usus 12 jari yang menyebabkan sakit maag.

Di indonesia, cabang alergi imunologi klinik pada umumnya merupakan bagian dari pendidikan spesialis penyakit dalam. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunologi, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan.

F. IMUNOLOGI HEWAN

Imunologi veteriner adalah cabang dari Imunologi yang didedikasikan untuk meningkatkan kesehatan hewan.  Seperti manusia, hewan juga menderita penyakit yang disebabkan oleh organisme yang mencoba menyerang tubuhnya, atau ketika sistem kekebalannya tidak berfungsi dengan baik.  Hewan liar, peliharaan, dan hewan ternak biasanya terpapar berbagai macam bakteri, virus, dan parasit berbahaya, yang mengancam kesejahteraan mereka.

Infeksi hewan dapat berdampak luas pada sektor kerja manusia, seperti pangan, pertanian, perekonomian dan lingkungan.  

Selain itu, banyak infeksi hewan dapat ditularkan secara alami melalui penghalang spesies untuk menginfeksi manusia dan sebaliknya, proses yang disebut zoonosis.  Misalnya, infeksi yang telah dipelajari dengan baik termasuk flu babi dan flu burung, serta malaria dan penyakit Lyme disebabkan oleh penularan dari hewan dan serangga ke manusia.  

Karena itu, sangat penting bahwa jenis penyakit ini dikendalikan secara efektif.  Langkah-langkah ini tidak hanya mencegah penularan lebih lanjut ke hewan dan manusia lain, tetapi juga mengurangi konsekuensi sosial dan ekonomi yang berpotensi merusak

TANAMAN OBAT (HERBAL)


Herbal adalah tanaman/tumbuhan yang punyai kegunaan (nilai lebih) dalam pengobatan. Jadi, semua jenis tanaman yang mengandung bahan (zat aktif) berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang-kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif. Jadi Herba adalah seluruh bagian tumbuhan di atas tanah terdiri dari batang, daun, bunga, dan buah.

Pengobatan Herbal masih banyak yang harus di teliti lebih lanjut, dikarenankan kebanyakan dari penelitian herbal secara medis belum banyak yang melibatkan percobaan terhadap tubuh manusia. Yang sebelumnya diujicobakan pada hewab percobaan. 

LD50 adalah dosis suatu obat atau bahan obat yang menyebabkan kematian 50% dari populasi hewan uji.

Obat herbal adalah obat bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat herbal murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis) dan tanpa campuran hewan. Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. Jika suatu obat telah mengandung unsur hewani maka ia tidak dapat disebut sebagai herbal lagi, melainkan masuk dalam katagori obat tradisional/jamu yang masih dapat bercampur dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan seperti telur atau tripang.

Obat tradisional (jamu) adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

Ramuan Obat Tradisional merupakan satu jenis tanaman atau lebih dengan zat tambahan lainnya yang bersifat inert/netral.

Contoh jamu bermerek adalah Kuku bima, Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin, Tuntas, Rapet wangi, Kuldon,  Strong pas, Tolak Angin, Antangin Mint, Antangin Jahe merah, Darsi, Enkasari, Batugin elixir, ESHA, Buyung upik, Susut perut, Selangking singset, Herbakof, Curmino.

Pada jamu tidak boleh ada klaim khasiat menggunakan istilah farmakologi/medis seperti jamu untuk hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu untuk impotensi dll.

Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan bahan bakunya telah distandarisasi.

Contoh OHT yang beredar di Indonesia adalah Antangin JRG, OB Herbal, Mastin, Lelap, Diapet

Farmakope adalah buku resmi yang dikeluarkan oleh suatu negara yang berisi standarisasi, panduan dan pengujian sediaan obat.

Farmakope (dari tipografi usang pharmacopœia, secara harfiah berarti "pembuatan obat"), dalam pengertian teknis modern, adalah buku yang berisi petunjuk untuk mengidentifikasi obat majemuk, dan diterbitkan oleh otoritas pemerintah atau  masyarakat medis atau farmasi.

Fitofarmakologi adalah studi dan praktik pemberantasan patologi tumbuhan yang berasal dari Verbandes Deutscher Pflanzenärzte (1928-1939), (Perkumpulan Dokter Tumbuhan Jerman), dipimpin oleh Otto Appel, yang dikenal sebagai Penyelenggara Perlindungan Tanaman Jerman, yang pada awalnya mendefinisikan terminologi Phyto-Medicine atau Plant-Medicine.  Deutsche Phytomedizinische Gesellschaft (German Phytomedicine Society) adalah asosiasi praktisi phytomedicine Jerman.  Program akademik di phytomedicine, seperti di Universitas Hohenheim, mempertimbangkan hubungan timbal balik antara mikroorganisme patogen dan tanaman, metode pengendalian penyakit, dan program penelitian.

Pada tahun 1936, istilah fitofarmakologi digunakan untuk bidang studi obat-obatan yang mempengaruhi tumbuhan.

Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.

Contoh fitofarmaka: Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer.

Memang fitofarmaka merupakan obat herbal yang diresepkan oleh para dokter mengingat sudah teruji baik pada hewan maupun manusia.

Sesuai peraturan BPOM No. 32 tahun 2019 tanggal 23 Oktober 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional maka apa pun bentuk sediaan yang dibuat dan didaftarkan sebagai obat tradisional, OHT atau fitofarmaka harus memenuhi parameter uji persyaratan keamanan dan mutu obat jadi yaitu : organoleptik, kadar air, cemaran mikroba (E.coli, Clostridia, Salmonella, Shigella), aflatoksin total, cemaran logam berat (Arsen, Timbal, Kadmium dan Merkuri), ditambah dengan keseragaman bobot, waktu hancur, volume terpindahkan serta kadar alkohol/pH tergantung bentuk sediaannya. Selain itu untuk OHT dan fitofarmaka harus memenuhi uji kualitatif dan kuantitatif dalam hal bahan baku (bagi OHT) dan bahan aktif (bagi fitofarmaka), serta residu pelarut (jika digunakan pelarut selain etanol). Pengujian semua parameter harus dilakukan di laboratorium terakreditasi atau laboratorium internal industri/usaha obat tradisional yang diakui oleh BPOM. Pada ketentuan peralihan dinyatakan bahwa izin edar obat tradisional yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Badan ini, tetap berlaku dan harus menyesuaikan dengan Peraturan Badan ini paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan Badan ini diundangkan. Jadi memang bukan BPOM yang melakukan pengujian tersebut.

Untuk menjamin keamanan obat tradisional, BPOM memberikan daftar bahan apa saja yang dilarang untuk diproduksi dalam obat tradisional antara lain : biji saga, biji kecubung, herba efedra, gandarusa, daun tembelekan, daun kratom, daun/buah Nerium oleander, daun komfre, hewan kodok kerok serta mineral sulfur, arsen dan merkuri. Sulfur boleh dibuat untuk obat luar. Di dalam lampiran Peraturan BPOM No. 32 tahun 2019 terdapat bahan tambahan yang diperbolehkan untuk ditambahkan dalam obat tradisional dan pada kadar berapa (bahan pengawet, bahan pemanis alami dan buatan, bahan pewarna alami dan sintetik, bahan antioksidan, bahan lain-lain missal pengemulsi, penstabil dll).

Berhati-hatilah untuk menggunakan obat herbal, pastikan logo yang tertera dan pastikan obat herbal tersebut telah terdaftar secara resmi di BPOM dengan cara cek kebenaran obat herbal pada website pom.go.id — daftar produk — cek produk BPOM (masukkan nomor regristasi atau nama produk atau merk). BPOM juga mendorong masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dengan cara melakukan cek atas : Kemasan, Label, Izin edar dan Kadaluwarsa (KLIK). Masyarakat dapat pula memberikan pengaduan melalui website pom.go.id — pengaduan (mengisi formulir) atau telpon 1500533.

Perlu diketahui pula bahwa pada obat tradisional (jamu dan obat tradisional impor atau lisensi), terdapat ketentuan iklan agar tidak menyesatkan masyarakat yaitu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman periklanan: obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan-minuman. Di dalamnya tertera ketentuan larangan mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberculosis, poliomyelitis, penyakit kelamin, impotensi, tifus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit hati serta penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Semua iklan obat tradisional hanya boleh mencantumkan kegunaan sesuai dengan tujuan penggunaan yang yang disetujui dalam pendaftaran oleh BPOM. Iklan obat tradisional tidak boleh mencantumkan kata-kata: tokcer, cespleng, manjur; tidak boleh memberikan garansi kesembuhan dan tidak boleh memuat pernyataan atau testimoni dari profesi kesehatan, pakar, peneliti, panutan atau sesepuh. Masyarakat jangan mudah percaya pada obat tradisional yang dapat mengobati semua penyakit dan terdapat testimoni dari seseorang atau sekelompok orang. 

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Rimpang (akar tinggal) adalah modifikasi dari batang tumbuhan yang tumbuh menjalar di bawah permukaan tanah, bercabang-cabang, memiliki tunas dan akar baru dari ruas-ruas/nodenya. Ujung tunas tersebut dapat muncul ke atas tanah dan tumbuh menjadi  tumbuhan baru.

Pada zaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat dan banyaknya riset penelitian berkaitan dengan obat-obatan, maka semakin membuka mata kita bahwa ternyata alam secara alami telah menyediakan obat yang berkhasiat untuk berbagai penyakit (sesuai dengan khasiat tanaman obat yang dikenal secara empiris atau secara penelitian). Di Indonesia yang kekayaan hayatinya berlimpah ruah, obat-obatan herbal tidaklah sulit dicari. Walaupun umumnya obat berbahan dasar herbal tidak menimbulkan efek samping negatif, tetapi ada beberapa bahan yang menimbulkan efek samping negatif. Pengobatan herbal lebih dipercaya oleh kebanyakan orang Indonesia karena penggunaan obat kimia sintetis, lambat laun dapat menimbulkan efek samping pada tubuh manusia.

Banyak jenis obat herbal, mulai dari herbal untuk perawatan kecantikan, perawatan kesehatan, herbal untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, hingga herbal untuk pengobatan penyakit-penyakit khusus.

Obat herbal merupakan obat yang dibuat dari bahan-bahan alami terutama dari tumbuhan. Penggunaan daun, akar, batang, biji sampai buah bisa dikategorikan obat herbal yang tentunya bertolak belakang dengan obat kimia.

Sebenarnya unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional menjadi dasar pengobatan modern. Berarti, pembuatan obat-obatan melalui pabrikasi menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional

Obat herbal di Indonesia saat ini sebagaian besar dibuat sendiri dan diproses secara tradisional. Padahal baik negera berkembang seperti Malaysia dan negara maju seperti Jerman dan  negera Eropa lainnya telah mengembangkan obat herbal secara massal. Obat herbal yang diproduksi secara masal melalui pabrikasi lebih higeienis dan terbukti mampu mengobati penyakit secara komprehensif (menyeluruh) dan memperbaiki organ tubuh yang terserang penyakit tersebut.

Sifat menyeluruh pada obat herbal, membuat obat-obatan herbal ini punya tiga manfaat :
  • Mencegah terjadinya suatu penyakit. Sebagaimana vitamin yang dikemas secara modern, obat herbal juga memilik fungsi mencegah terjadinya suatu penyakit. Pencegahan lebih mudah dilakukan daripada penyembuhan suatu penyakit. Misalnya minum herbal kunyit asam bisa mencegah terjadinya panas dalam. 
  • Menyembuhkan penyakit yang telah menyerang tubuh. Selain mencegah terjadinya suatu penyakit, obat herbal tertentu juga punya manfaat penyembuh penyakit. Manfaat ini sesuai dengan kandungan yang terdapat dalam masing-masing bahan obat herbal tersebut. 
  • Memperbaiki sistem imun dan memperbaiki organ yang rusak akibat terserang penyakit. Obat herbal bukan hanya menyembuhkan penyakit begitu saja, juga bermanfaat lebih luas dengan memperbaiki dan menyeimbangkan sistem imun tubuh yang lemah setelah terserang penyakit. Manfaat lainnya dirasakan penderita suatu penyakit tertentu yang telah sembuh. Obat herbal memperbaiki organ tubuh yang diserang penyakit sampai benar-benar berfungsi normal seperti sediakala. Misalnya, pada penyandang jerawat membandel yang kemudian jerawatnya mengering dan kulit menjadi mulus seperti sediakala dengan mengkonsumsi obat herbal secara teratur.  

A. PERBEDAAN ANTARA OBAT HERBAL DAN OBAT KIMIA 

Perkembangan zaman sudah modern dan teknologi semakin canggih tentunya semua orang membutuhkan apa saja ingin secara cepat dan instan. Kita ambil contohnya yaitu Obat. Mungkin berbagai macam obat sangatlah banyak namun yang kita ketahui obat dibedakan menjadi dua yaitu Obat herbal/ tradisional dan obat kimia/sintetis. Tentunya kedua obat itu sama tujuan yaitu untuk mengobati, namun ada beberapa perbedaan.

A.1. OBAT KIMIA

Obat Kimia yaitu obat yang mempunyai campuran bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh. Seperti obat yang beredar diwarung dan apotek . Ciri-ciri obat kimia :
  • Berasal dari paduan unsur kimia
  • Bersifat paliatif, artinya obat ini akan menyembuhkan penyakit dan cenderung spekulatif
  • Hanya menyembuhkan penyakit yang bersifat akut.
  • Memiliki efek samping yang lebih besar daripada obat herbal,  yang menimbulkan iritasi lambung, hati, ginjal, dll. dan bila obat tersebut terjadi pengendapan akan menjadi racun yang berbahaya.
  • Bersifat sympthomatis, artinya obat ini hanya ditujukan untuk penyakit itu saja dan hanya menghilangkan gejalanya.
  • Diproduksi menggunakan alat cangging dan tentunya tercampur bahan kimia lain.
  • Reaksi penyembuhan yang cepat, namun jika dikonsumsi secara terus menerus setiap waktu maka akan beresiko melemahkan organ tubuh yang lain.
  • Harga lebih mahal
A.2. OBAT HERBAL

Obat herbal tradisional yaitu obat yang diolah secara turun temurun dari nenek moyang kita dengan bahan alami dari alam tanpa campuran kimia. Ciri-ciri obat herbal :
  • Berasal dari tumbuhan
  • Tidak menyembuhkan satu gejala penyakit tapi menyembuhkan ke organ tubuh lain dan sampai ke akarnya.
  • Diproduksi asli tanpa campuran bahan kimia dan bebas toksin. Contohnya seperti jamu.
  • Bersifat kuratif, artinya bena-benar bersifat menyembuhkan.
  • Tidak menimbulkan efek samping, asalkan diracik oleh herbalis yang ahli.
  • Terbuat dari rempah-rempah atau bahan alami yang tentunya memiliki khasiat yang luar biasa.
  • Reaksi lambat tapi bersifat konstruktif.
  • Hanya untuk mencegah, pemulihan, dan mengobati penyakit yang memerlukan pengobatan yang lama.
  • Harga lebih terjangkau
B. DAUN SEBAGAI KOMPONEN PENGOBATAN HERBAL

Salah satu komponen obat herbal adalah daun. Daun meruapakan salah satu bahan pembuat obat herbal yang memang berasal dari tumbuhan, Sebagai bagian tumbuhan tentu saja daun banyak mengandung manfaat yang terdapat pada keseluruhan tumbuhan itu sendiri. Karena di dalam daun terdapat proses fotosintesis, yaitu : proses pemasakan makanan bagi tumbuhan yang selanjutnya disalurkan ke seluruh anggota tubuh tumbuhan. 

Daun salah satu komponen pengobatan herbal punya banyak jenis macam, dan ragam manfaat. Mengenali dan mengetahui manfaat daun-daun di sekitar kita merupakan pengalaman berharga yang perlu diasah. Sebab lebih dari setengah jenis herbal di dunia ini ada dan tumbuh di Indonesia. Bila nenek moyang kita mengembangkan pengobatan herbal tradisional seperti jamu dan parem, selayaknya kita mengetahuinya. Banyak kisah sukses pebisnis ramuan herbal baik sebagai obat maupun sebagai perawatan kecantikan yang kemudian mendunia. Sebutkanlah nama-nama perusahaan seperti Nyonya Meneer, Jamu Iboe, sampai Mustika Ratu dan Group Martha Tilaar. 

Di mana kita bisa memperoleh daun-daun ajaib berkhasiat herbal? Daun-daun berkhasiat herbal baik sebagai obat maupun bahan baku perawatan kecantikan bisa ditemui di sekitar kita, antara lain:  
  • Menanamnya di pot atau halaman rumah 
  • Mendapatkannya di pusat penjualan tanaman obat keluarga (TOGA): 
  • Mendapatkannya di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup dan atau Kebun Raya. 
B.1. CARA MEMPERLAKUKAN DAUN-DAUN AJAIB BERKHASIAT HERBAL

Sebelum menggunakan daun-daun sebagai obat herbal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui sungguh-sungguh benarkah daun tersebut yang dimaksudkan dalam buku-buku tentang pengetahuan herbal? Cara memastikan hendaknya kita terlebih dahulu menyesuaikan dengan ciri khas daun seperti yang tertera di gambar halaman situs ini dan menanyakan kepada ahlinya. Misalnya, kita menggali informasi ke ahli pengobatan herbal dan ke pembudidaya tanaman herbal. Hal ini perlu dilakukan karena ada beberapa tanaman yang memiliki daun dengan bentuk serta warna sama. Kesalahan mengidentifikasi daun yang akan digunakan sebagai obat herbal akan berakibat fatal terhadap proses penyembuhan penyakit. Bisa saja penyakit tidak segera sembuh atau bisa juga keracunan karena yang diambil adalah daun beracun. 

Perlakuan berikutnya terhadap daun-daun yang akan digunakan sebagai obat herbal, yaitu dengan mencuci bersih di bawah ar mengalir. Bagaimanapun daun tumbuh di luar ruangan, bahkan ada yang tergeletak di tanah seperti daun sosor bebek Jadi kita perlu menghilangkan kotoran yang melekat pada daun-daun tersebut sebelum mengolahnya menjadi ramuan herbal. 

Selain dimasak dengan cara direbus, daun-daun yang akan digunakan sebagai bahan ramuan herbal juga bisa diproses dengan terlebih dahulu dikeringkan. Cara memperlaklukannya sama dengan daun yang akan direbus atau dikonsumsi basah. Sebelum dikeringkan, daun dicuci bersih di bawah air mengalir. Setelah bersih, daun dijemur di terik matahari dalam wadah higienis yang ditutup kasa agar tidak dihinggap: lalat dan debu Setelah kering benar, daun bisa diangin-anginkan dan kemudian diletakkan dalam stoples kering Usahakan menggunakan stoples kaca yang tertutup rapat. Simpan daun dalam stoples dengan terlebih dahulu diberi label jenis tanaman, manfaat, dan tanggal pengeringan. Hal ini memudahkan kita apabila hendak mengambil sebagai bahan ramuan herbal dan juga menjaga kebersihan daun-daun yang dikeringkan. 

B.2. BENTUK DAN MACAM DAUN 

Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya.

Tabel  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun 
No
Istilah
Penjelasan Istilah
Bentuk Daun
1
Deltate
Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi
2
Elliptical
Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun
3
Elliptical Oblong
Berbentuk antara ellips sampai memanjang
4
Lanceolate
Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun
5
Oblong
Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar
6
Oblong lanceolate
Berbentuk antara memanjang sampai lanset
7
Oblong obovate
Berbentuk antara memanjang sampai bulat telur sunsang
8
Oblong cylindric
Berbentuk antara memanjang sampai silindris (bulat)
9
Oblong elliptic
Berbentuk antara memanjang sampai ellips
10
Oblonceolate
Bentuk lanset sungsang
11
Obovate
Bentuk bulat telur sungsang
12
Orbicular
Bundar, panjang sama dengan lebar
13
Ovate
Bentuk bulat telur, bagian terlebar dekat pangkal daun
14
Reniform
Bentuk ginjal, pendek dan lebar, seperi daun waru
Pangkal dan Ujung Daun
1
Accuminate
Meruncing
2
Acute
Runcing
3
Cuneate
Bentuk segitiga sungsang (baji)
4
Obtuse
Tumpul
5
Rounded
Bundar, membusur penuh
6
Truncate
Terpotong
Permukaan Daun
1
Glabrous
Tanpa rambut, gundul, licin
2
Pubescens
Berbulu pendek, lembut
3
Rugose
Berkeriput, tulang daun tenggelam
4
Tomentose
Berambut seperti wool, ikal
Tata Daun
1
Alternate
Berseling, hanya satu helai daun melekat pada setiap buku, daun tertata mengitari ranting seperti spiral
2
Opposite
Daun berpasangan dan berhadapan (bersilang) pada lingkaran ranting (buku) yang sama
3
Sub-opposite
Modifikasi dari alternate, dimana daun tertata sehingga tampak seperti bersilang (opposite)
4
Verticillate
Lebih dari dua daun pada buku yang sama (berlingkar)

Agar dapat dipahami secara lebih jelas, macam-macam bentuk daun jika digambarkan adalah sebagai berikut:

Gambar Bentuk Daun
Adapun macam-macam bentuk permukaan daun adalah sebagai berikut:
Bentuk Permukaan Daun
Bentuk ujung, pangkal, dan tepi daun pun berbeda-beda seperti yang digambarkan oleh gamber berikut:

Bentuk Ujung Daun
Bentuk Pangkal Daun
Bentuk Tepi Daun

C. POTENSI EFEK SAMPING PADA PENGOBATAN HERBAL

Pemanfaatan obat-obatan herbal tentunya ditujukan untuk memperoleh aksi terapeutik yang sesuai. Adapun aksi etek farmakologis dijelaskan secara lengkap bahasan selanjutnya. 

Seperti halnya obat-obatan sintesis buatan pabrik, obat herbal mampu menimbulkan efek farmakologis dikarenakan adanya kesesuaian aksi (onset) terhadap mekanisme yang dituju, seperti inhibisi penghambatan enzimatik, pelapisan kelenjar, mekanisme kompetisi, lisis (kematian) sel dan lain sebagainya. Seperti halnya obat-obatan sintetik, obat herbal juga mengalami proses absorbsi (penyerapan) di saluran cerna/permukaan kelenjar, distribusi (peredaran) dan ekskresi (pembuangan). 

Untuk mencapai efek terapeutik yang tepat dan efektif tentunya diperlukan kesesuaian dosis sesuai jenis serta tingkat keseriusan dari penyakit yang dialami.

Obat-obatan herbal relatif lebih aman dibandingkan obat sintetik, karena struktur herbal masih besar sehingga masih dapat dicerna oleh tubuh. Alasan lain yang mendukung mengapa obat-obatan herbal relatif lebih aman adalah pada obat-obatan herbal struktur kimia dari sediaan yang digunakan masih kompleks. Kompleksitas struktur ini mampu meminimalkan efek yang ditimbulkan dari situs (bagian) aktif dari struktur tersebut. Ketika situs aktif dari suatu struktur berinteraksi dengan reseptor tubuh, maka akan timbul efek samping yang tentunya tidak dinginkan. Kompleksitas struktur pada herbal akan meminimalkan efek samping baik dengan cara menekan efek yang timbul ataupun dengan cara melemahkan interaksi situs- reseptor yang terjadi, akibatnya obat herbal tidak semujarab obat-obat sintesis buatan pabrik.

Meskipun obat herbal relatif aman dibandingkan obat sintesis, akan tetapi tdak serta merta menghilangkan potensi munculnya efek samping yang dapat merugikan kesehatan. Kandungan herbal tentunya sama dengan kandungan yang ada pada obat-obatan sintesis sehingga memungkinkan pula timbulnya efek samping sebagaimana terapi dengan menggunakan obat-obatan sintesis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan efek yang tidak dunginkan adalah : 
  • Keamanan obat herbal pada umumnya. 
  • Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal yang digunakan. 
  • Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem kardiovaskuler, sistem Saraf, hati, ginjal, dan kulit. 
E. WASPADAI EFEK SAMPING HERBAL/JAMU WAKTU PASIEN MAU OPERASI DAN PERIOPERATIF SERTA INTERAKSI OBAT RESEP DOKTER

Keamanan pasien dan meluasnya penggunaan herbal dan suplemen. Meskipun jamu dan suplemen termasuk dalam bidang perawatan medis alternatif dan non-tradisional, penggunaannya umum.  Lebih dari 4 miliar orang, atau 80% dari populasi dunia, menggunakan pengobatan herbal sebagai sumber perawatan primer mereka.  Penggunaan yang luas ini memberikan penjelasan tentang asupan umum pengobatan herbal dan suplemen dengan obat yang diresepkan.  Pasien yang menelan jamu dan suplemen saat minum obat resep mungkin berisiko, terutama jika mereka bersiap untuk menjalani prosedur pembedahan.  Sebagai bagian rutin dari perawatan pra operasi, dokter meninjau riwayat medis pasien sebelumnya, berdasarkan laporan pasien, serta obat yang diresepkan.  Meskipun beberapa dokter bertanya kepada pasien apakah mereka sedang mengonsumsi obat atau suplemen herbal, pasien tidak boleh secara bebas mengungkapkan konsumsi suplemen "alami" kecuali ditentukan untuk melakukannya.

Ada banyak masalah klinis yang terkait dengan potensi interaksi obat-obatan perioperatif yang meliputi ketidakstabilan jantung, ketidakseimbangan elektrolit, perdarahan berkepanjangan, dan sedasi berlebihan.  Obat-obatan herbal dapat mempengaruhi mekanisme penyerapan, metabolisme, distribusi, dan ekskresi bila diberikan dengan obat resep, karena enzim yang memetabolisme obat dapat diinduksi atau dihambat.

Misalnya, Forst f.  (Piperaceae), nama umum Kava, menghambat saluran natrium dan kalsium, sehingga secara langsung menurunkan resistensi pembuluh darah dan tekanan darah.  Kava menunjukkan antagonisme dopaminergik, yang dapat menghasilkan efek neurologis yang merugikan dan menyebabkan sedasi perioperatif yang berlebihan.  Ada juga risiko interaksi obat-suplemen makanan, seperti asam tak jenuh ganda omega-3 dan beberapa vitamin saat mengonsumsi antiplatelet atau antikoagulan.  Kombinasi ini menempatkan pasien pada risiko perdarahan, seperti juga interaksi antara antikoagulan dan vitamin A, E, dan koenzim Q10 (CoQ10), serta vitamin K.

Perdarahan intraoperatif yang berlebihan dan tidak terduga dapat terjadi pada pasien yang mengkonsumsi herbal dan suplemen.  Pendarahan ini mungkin disebabkan oleh produk yang mengandung Allium sativum (bawang putih), Ginkgo biloba (gingko), Zingiber officinale (jahe), Salvia miltiorrhiza (danshen), Panax ginseng (ginseng), dan Hypericum perforatum (St John's Wort).  Namun herbal dan suplemen lain dapat memperpanjang atau melawan efek anestesi dan kemungkinan disebabkan oleh modulasi neurotransmisi asam gamma-aminobutirat (GABA).

Pusat farmakovigilensi di Universitas Florence, Italia mengumpulkan data penilaian pra operasi dari 478 pasien dari tiga rumah sakit.  Dari pasien tersebut, 50% menggunakan obat herbal dan 23% terpapar interaksi obat-herbal yang berpotensi berbahaya.  Dalam studi lain yang mengikuti 299 pasien rawat inap Israel, 25% pasien mengonsumsi suplemen herbal atau makanan dan dalam 72% kasus ini, tim rumah sakit tidak mengetahui asupan herbal atau suplemen pasien.  Pasien mengutip alasan untuk tidak memberi tahu tim pengobatan tentang asupan jamu atau suplemen sebagai "tidak penting, bukan obat, kurangnya pemahaman dokter, atau kurangnya pertanyaan dokter".

Perlu juga dicatat bahwa banyak wanita telah melaporkan menggunakan jamu selama kehamilan, saat menyusui, dan memberikan pengobatan alami untuk anak-anak dengan keyakinan bahwa jamu dan suplemen lebih aman daripada obat kimia.  Taktik periklanan strategis dari industri nutraceutical multi-miliar dolar telah membuka jalan bagi konsumen untuk berpegang teguh pada gagasan bahwa natural identik dengan aman.  Dengan cara yang sama bahwa obat-obatan diiklankan secara luas kepada publik, nutraceuticals tersedia dengan cara "klaim kesehatan yang tidak memadai dan pemasaran yang agresif".

Herbal dan suplemen juga memiliki efek yang tidak diinginkan, namun diatur oleh peraturan yang berbeda dari rekan farmasi mereka.  Meskipun diatur oleh FDA, suplemen tidak memerlukan persetujuan untuk dijual, yang memungkinkan produsen untuk memutuskan apakah produk mereka aman untuk dijual atau tidak (U. S. Food and Drug Administration, 2014).  Peraturan jamu dan suplemen belum memantau penghapusan racun dalam suplemen, daftar kontraindikasi, teknik pembuatan, produk asal, atau konsentrasi kimia.  Selain itu, kejadian merugikan yang tidak dilaporkan terkait dengan penggunaan herbal dan suplemen tetap menjadi masalah yang memprihatinkan.

Banyak jamu dan suplemen telah dipelajari dalam uji klinis, tetapi masih banyak yang harus dipahami tentang efek sinergisnya dan lebih banyak suplemen, yang saat ini digunakan, belum dipelajari.  Karena kesenjangan dalam penelitian ini, selain kurangnya kepercayaan dan komunikasi antara pasien dan dokter, pasien mungkin menggunakan suplemen alami yang mereka anggap tidak berbahaya dan, sebaliknya, menyebabkan kerusakan yang tidak perlu bagi diri mereka sendiri.  Analisis sediaan herbal harus memperhatikan formulasi multi senyawa yang sinergis dan tidak dapat dipahami hanya dengan cara reduksionis.

Profesional perawatan kesehatan perlu secara rutin bertanya kepada pasien, jika mereka belum melakukannya, herbal dan suplemen alami apa yang mereka konsumsi.  Pasien perlu diberitahu bahwa berbagi penggunaan suplemen dengan penyedia layanan kesehatan mungkin berperan penting dalam menjaga kesehatan dan menghindari efek samping, terutama perioperatif.  Upaya penelitian baru untuk mempelajari campuran herbal sinergis dan suplemen individu, belum dipelajari tetapi dalam penggunaan saat ini, akan berkontribusi pada basis pengetahuan yang dapat membantu dokter dan pasien membuat keputusan kesehatan yang terinformasi.

F. KAPAN WAKTU TERBAIK UNTUK MENGKONSUMSI HERBAL/JAMU? 

Herbal mau pun jamu bisa dikonsumsi setiap hari dan sebelum makan. Setiap hari, boleh 2-3 kali sehari sebelum makan,.

Ada berbagai racikan jamu yang bisa menjadi pilihan, antara lain kunyit asam, beras kencur ditambah lemon, hingga sambiloto.

Hanya saja, bagi yang memiliki keluhan semisal di lambung, sebaiknya meminum jamu setelah makan.

Kalau ada keluhan nyeri lambung sebaiknya minuman-minuman jamu atau herbal tersebut diminum sesudah makan, kecuali misalnya dia tidak ada keluhan lambung bisa diminum duluan minuman jamu herbalnya sebelum makan.

Bagi yang kadar kolesterol jahat dalam darahnya tinggi, konsumsi jamu disarankan untuk menurunkan kadar LDL. Jenis jamunya bisa terserah Anda. Karena hampir semua jamu-jamu itu menurunkan kadar kolesterol LDL.

G. TAKARAN DAN DOSIS HERBAL

Dosis dan takaran ini memang tidak ada yang bisa memastikan, terlebih jika produk atau bahan herbalnya masih dalam bentuk bubuk, teh, dedaunan, atau ekstrak yang jumlah kandungan dari bahan aktif yang digunakan belum diketahui dengan pasti. Hal ini tentu berkaitan dengan keamanan dan keefektifan penggunaannya belum benat-benar bisa kita pastikan. 

Beberapa obat yang berasal dari kandungan herbal memang ada yang sudah melalui uji klinis dari perusahan yang memperoduksinya dan disetujui untuk peredarannya oleh BPOM. Untuk obat dari bahan herbal seperti ini umumnya sudah mencantumkan aturan pakai tersendiri. 

Namun jika produk atau bahan herbal tersebut "pure" maka akan sulit menentukan takaran pastinya. Sehingga memang paling aman untuk tidak menekankan penggunaannya dalam takaran atau dosis pasti tertentu. 

Ini maksudnya yang belum dalam bentuk sediaan obat seperti jamu, obat herbal atau fitofarmaka. Kalau untuk yang sudah teregistrasi BPOM, sudah tercantum cara pemakaiannya. 

Namun kalau ingin membuat ramuan sendiri dimana khasiatnya sudah terbukti secara empiris mungkin bisa mengacu pada beberapa pedoman (LIHAT POINT H). Misalnya, Buku pedoman BPOM silahkan berkunjung ke situs resmi perpustakaan BPOM bisa download e-book, buku Farmakope, Fitofarmaka dll.  

H. PETUNJUK UMUM DAN KRETERIA

H.1. PETUNJUK UMUM
Tumbuhan dalam formularium ini merupakan tumbuhan obat asli Indonesia yang sudah memiliki bukti keamanan (LD50) dan manfaatnya terbukti secara empiris.

Ramuan obat tradisional tidak boleh digunakan dalam keadaan kegawatdaruratan dan keadaan yang potensial membahayakan jiwa.

Obat tradisional tidak boleh digunakan sebagai obat mata, intravaginal, dan parenteral serta tidak boleh mengandung alkohol lebih dari 1%.

Obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO).

Perebusan simplisia dilakukan selama 15 menit sampai mendidih (90-98 ℃) dengan api kecil disebut infus/infusa, sedang perebusan simplisia selama 30 menit sampai mendidih (90-98 ℃) dengan api kecil disebut dekokta.

Alat merebus simplisia tidak boleh menggunakan logam, kecuali stainless steel.
 
Alat merebus simplisia sebaiknya terbuat dari kaca, keramik, atau porselen.

Seduhan menggunakan air mendidih yang dituangkan ke dalam simplisia, ditutup dan didiamkan 5-10 menit.

Simplisia yang digunakan harus dicuci bersih sebelum diproses lebih lanjut.

Satuan takar dalam penggunaan ramuan obat tradisional :
  • 1 genggam setara dengan 80 g bahan segar
  • bahan kering (simplisia) setara dengan 40-60 % dari bahan segar
  • 1 ibu jari setara dengan 8 cm atau 10 g bahan segar
  • 1 cangkir setara dengan 100mL
  • 1 gelas = 1 gelas belimbing setara dengan 200mL
  • 1 sendok makan (sdm) setara dengan 15mL
  • 1 sendok teh (sdt) setara dengan 5mL
Penyimpanan simplisia pada tempat yang kering, sejuk (8-15 ℃) dan dalam wadah yang tertutup rapat

Saringan yang digunakan terbuat dari bahan plastik/nilon, stainless steel, atau kain kassa (yang biasanya untuk sablon).

Bahan yang digunakan dalam formularium ini, bila tidak dinyatakan lain, maka yang dimaksud adalah bahan kering (simplisia).

Bila keluhan belum teratasi atau muncul keluhan lain dalam penggunaan, masyarakat harus menghentikan dan berkonsultasi ke tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan pengobatan tradisional atau tenaga komplementer yang memiliki kompetensi untuk itu.

Penggunaan ramuan obat tradisional di dalam FROTI (FORMULARIUM RAMUAN OBAT TRADISIONAL INDONESIA) yang bersamaan dengan pengobatan konvensional harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh dokter.

H.2. KRITERIA
  • Obat tradisional dalam formularium ini mempunyai data keamanan yang dibuktikan minimal dengan data toksisitas akut (LD50).
  • Data manfaat bersumber dari literatur ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Sediaan berbentuk simplisia tunggal.
H.3. PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL INDONESIA
H.3.1. RAMUAN UNTUK SAKIT KEPALA TUJUH KELILING 
H.3.1.1. INGGU / Ruta angustifolia (L) Pers

Gambar Tumbuhan Inggu

1) Nama daerah
  • Sumatera: arunda (Melayu); 
  • Jawa: inggu (Sunda), godong minggu (Jawa Tengah); 
  • Sulawesi: anruda busu (Makassar)
2) Bagian yang digunakan: herba segar
3) Manfaat: sakit kepala tujuh keliling
4) Larangan: belum dilaporkan
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: belum dilaporkan
7) Interaksi: -
8) Dosis: 1 x 5 g herba/hari.
9) Cara pembuatan/penggunaan: Bahan dihaluskan, ditempelkan pada pelipis, biarkan sampai kering. 

H.3.1.2. BANGLE / Zingiber purpureum Roxb
Gambar Tumbuhan Bangle

1) Nama daerah
  • Sumatera: mungle (Aceh), bungle (Batak), banlai (Minangkabau); 
  • Jawa: panglai (Sunda), pandiang (Madura); 
  • Bali: banggele; 
  • Nusa Tenggara: bangulai (Bima), 
  • Kalimantan: banglas (Dayak); 
  • Sulawesi: kekundiren (Minahasa), panini (Bugis); 
  • Maluku: unin makei (Ambon).
2) Bagian yang digunakan: rimpang segar
3) Manfaat: sakit kepala tujuh keliling
4) Larangan: belum dilaporkan
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: belum dilaporkan
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 2 x 5 g rimpang/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan dihaluskan, tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, dipakai di pelipis dan biarkan sampai kering.

H.3.2. RAMUAN UNTUK SAKIT KEPALA SEBELAH
H.3.2.1. KENCUR / Kaempferia galanga L.
Gambar Tumbuhan Kencur

1) Nama daerah
  • Sumatera: ceuku (Aceh), kaciwer (Batak), cakue (Minangkabau); 
  • Jawa: cikur (Sunda), kencor (Madura); 
  • Nusa Tenggara: cekur (Sasak), soku (Bima);
  • Sulawesi: hume pete (Gorontalo), cakuru (Makassar), ceku (Bugis); 
  • Maluku: asuli (Ambon), bataka (Ternate); 
  • Irian: ukap (Marind)
2) Bagian yang digunakan: daun segar
3) Manfaat: sakit kepala sebelah 
4) Larangan: alergi, kehamilan, gangguan usus menahun
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: alergi
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 1 x 3 daun/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan dihaluskan, ditempelkan pada pelipis (sisi yang sakit) biarkan sampai kering.

H.3.2.2. TEH / Camellia sinensis L.
Gambar Tumbuhan Teh

1) Nama daerah:
  • Jawa: teh (Jawa), nteh (Sunda);
  • Nusa Tenggara: rembiga (Sasak), kore (Bima), krokoh (Flores); kapauk (Roti); 
  • Sulawesi: rambega (Bugis).
2) Bagian yang digunakan: pucuk daun 
3) Manfaat: sakit kepala sebelah
4) Larangan: iritasi lambung, susah tidur, kecemasan dan jantung berdebar
5) Peringatan: hati-hati teh mengandung kafein
6) Efek samping: minum 5 cangkir atau lebih/hari, yang mengandung ±100 mg kafein dapat menyebabkan gangguan pencernaan, rasa lemah, gelisah, gemetar  sukar tidur, bingung, jantung berdebar debar, sesak nafas dan  kadang-kadang sembelit.
7) Interaksi: obat-obat yang diminum bersama teh akan terganggu absorpsinya di usus.
8) Dosis: 3 x 8 g pucuk daun/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan :
Bahan diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, saring dan dapat ditambahkan dengan sedikit air jeruk nipis dan/atau madu kemudian diaduk rata dan diminum sekaligus.

H.3.3. RAMUAN UNTUK PENURUN DEMAM
H.3.3.1. SAMBILOTO / Andrographis paniculata (Burm. f) Nees
Gambar Tumbuhan Sambiloto
1) Nama daerah:
  • Sumatera: ampadu, pepaitan (Melayu); 
  • Jawa: ki oray, ki peurat, takilo (Sunda) bidara, sadilata, sambilata, sambiloto (Jawa)
2) Bagian yang digunakan: herba segar
3) Manfaat: penurun demam
4) Larangan: kehamilan, menyusui, alergi, anak dengan supervisi dokter
5) Peringatan: reaksi anafilaksis
6) Efek samping: alergi, muntah, mual dan kehilangan selera makan
7) Interaksi: obat pengencer darah, penekan sistem imun, isoniazid (INH)
8) Dosis: 3 x 10-15 g herba/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi separuhnya.  Dinginkan, saring, tambahkan madu secukupnya, minum sekaligus.

H.3.3.2. TAPAK LIMAN / Elephantopus scaber L.
Gambar Tumbuhan Tapak Liman
1) Nama daerah
  • Sumatera: tutup bumi. 
  • Jawa: balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda); tampak liman, tapak liman, tapak tangan (Jawa); talpak tana (Madura).
2) Bagian yang digunakan: daun
3) Manfaat: demam
4) Larangan: kehamilan, menyusui dan anak
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: dosis besar menimbulkan gemetar dan kelemahan otot
7) Interaksi: obat kencing manis
8) Dosis: 1 x 2 daun/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
bahan direbus dengan 2 gelas air menjadi separuhnya, dinginkan, saring, dan diminum sekaligus.

H.3.3.3. CABE JAWA / Piper retrofractum Vahl.
Gambar Tumbuhan Cabe Jawa
1) Nama daerah
  • Sumatera: lada panjang, cabai panjang;
  • Jawa: cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe sula; madura cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah; 
  • Sulawesi: cabia (Makassar).
2) Bagian yang digunakan: buah 
3) Manfaat: demam
4) Larangan: alergi
5) Peringatan: minyak atsiri menyebabkan iritasi kulit dan mukosa membran.
6) Efek samping: belum dilaporkan
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 2 x 3-4 g buah/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan dihaluskan menjadi serbuk, seduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, diminum selagi hangat.

H.3.4. RAMUAN UNTUK SELESMA
H.3.4.1. SAMBILOTO / Andrographis paniculata (Burm. f) Nees
Gambar Tanaman Sambiloto
1) Nama daerah
  • Sumatera: ampadu, pepaitan (Melayu); 
  • Jawa: ki oray, ki peurat, takilo (Sunda) bidara, sadilata, sambilata, sambiloto (Jawa)
2) Bagian yang digunakan: herba
3) Manfaat: selesma
4) Larangan: kehamilan, menyusui, anak dan alergi. 
5) Peringatan: air perasan menimbulkan bengkak pada mata.
6) Efek samping: perut tidak enak, mual muntah, kehilangan selera makan, gatal, alergi.
7) Interaksi: isoniazid (INH), obat jantung, obat pengencer darah, obat kencing manis, daun salam.
8) Dosis: 3 x 1-2 g herba/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan dihaluskan menjadi serbuk, seduh dengan air mendidih, saring dan minum selagi hangat.

H.3.4.2. JAHE MERAH / Zingiber officinale Rosc. var. rubrum
Gambar Tumbuhan Jahe Merah
1) Nama daerah
  • Sumatera: halia (Aceh), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung); 
  • Jawa: jae (Jawa), jhai (Madura); 
  • Kalimantan : lai (Dayak); 
  • Nusa Tenggara: jae (Bali), reja (Bima); 
  • Sulawesi: melito (Gorontalo), pese (Bugis); 
  • Maluku: sehi (Ambon), siwei (Buru), geraka (Ternate), gora (Tidore); 
  • Papua: lali (Kalana fat), manman (Kapaur).
2) Bagian yang digunakan: rimpang segar
3) Manfaat: selesma
4) Larangan: kehamilan dan anak usia di bawah 2 tahun
5) Peringatan: dikonsumsi saat kehamilan, dapat menggugurkan kandungan, dosis besar >6 g dapat menimbulkan borok lambung.
6) Efek samping: meningkatkan asam lambung
7) Interaksi: obat pengencer darah, obat penurun kolesterol
8) Dosis: 3 x 1 sendok teh sehari, minimal selama 3 hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: kupas 3 rimpang diperas.

H.3.5. RAMUAN UNTUK MIMISAN
H.3.5.1. SIRIH / Piper bettle (L)
Gambar Tumbuhan Sirih
1) Nama daerah
  • Sumatera: ranub (Aceh), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba); 
  • Kalimantan : uwit (Dayak); 
  • Jawa: seureuh (Sunda), suruh (Jawa), sere (Madura); 
  • Bali: base, sedah; 
  • Nusa Tenggara: nahi (bima), kuta (Sumba); 
  • Sulawesi: gapura (Bugis), sangi (Talaud); 
  • Maluku: amu (Ambon); 
  • Papua: afo (Sentani).
2) Bagian yang digunakan: daun segar
3) Manfaat: mimisan
4) Larangan: belum dilaporkan
5) Peringatan: penderita sebaiknya dalam posisi berbaring
6) Efek samping : penggunaan lokal pada muka selama 3 hari dapat menyebabkan iritasi seperti kemerahan dan rasa  menyengat
7) Interaksi: -
8) Dosis: secukupnya
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Bahan ditumbuk, peras dengan sepotong kasa, sumbat hidung yang mimisan dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air perasan daun sirih.

H.3.6. RAMUAN UNTUK BAU MULUT
H.3.6.1. AKAR WANGI / Chrysopogon zizanoides (L.) Roberty

Gambar Tumbuhan Akar Wangi
1) Nama daerah:
  • Sumatera: urek usa (Minangkabau), hapias (Batak); 
  • Jawa: narwastu atau usar (Sunda), larasetu (Jawa), karabistu (Madura); 
  • Nusa Tenggara : nausina fuik (Roti); 
  • Sulawesi: tahele (Gorontalo), sere ambong (Bugis); 
  • Maluku: babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate), baramakusu butai (Tidore).
2) Bagian yang digunakan: akar
3) Manfaat: bau mulut
4) Larangan: anak, kehamilan dan menyusui
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: alergi
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 2 x 60 g akar/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
bahan direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi separuhnya, dinginkan, saring, dan gunakan untuk berkumur.

H.3.6.2. KEMANGI / Ocimum canum Sims (L.)
Gambar Tumbuhan Kemangi
1) Nama daerah
  • Jawa: araung, (Sunda), Lampes (Jawa Tengah), Kemangek (Madura); 
  • Bali: Uku-Uku (Bali); 
  • Nusa Tenggara: Lufe-lufe (Ternate)
2) Bagian yang digunakan: herba 
3) Manfaat : bau mulut
4) Larangan : anak, kehamilan dan menyusui
5) Peringatan : alergi
6) Efek samping : belum dilaporkan
7) Interaksi : belum dilaporkan
8) Dosis : 1 x 6 g/hari, pagi sebelum makan
9) Cara pembuatan/penggunaan:
bahan diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, saring, dapat ditambahkan gula merah atau madu secukupnya.

H.3.7. RAMUAN UNTUK SAKIT GIGI
H.3.7.1. GAMBIR / Uncaria gambir Roxb. Nauclea gambir W. Hunter
Gambar Gambir tanaman penyirih penghasil devisa
1) Nama daerah
  • Sumatera : gambee, kacu, sontang, pengilom, sepelet; 
  • Jawa : santun, ghambhir; 
  • Kalimantan : kelare, abi; 
  • Nusa Tenggara: tagambe, gambele; 
  • Maluku: kampir, ngamir, gabere.
2) Bagian yang digunakan:ekstrak kering dari daun
3) Manfaat : sakit gigi
4) Larangan : anak 
5) Peringatan : dosis besar peroral (200 mg/kgbb) dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan hati (jangan ditelan).
6) Efek samping : penggunaan lebih dari ukuran satu ibu jari akan menyebabkan sembelit
7) Interaksi : -
8) Dosis: 2 x 1 potong (ukuran ±1-2 cm)/hari 
9) Pembuatan ekstrak:
  • Buat ekstrak dengan merebus langsung menggunakan air. 
  • Masukkan satu bagian daun uncaria gambir segar ke dalam wadah nirkarat (stainless steel), tambahkan 5 bagian air, rebus 
  • selama 1 jam dihitung setelah mendidih sambil sesekali diaduk. 
  • Saring air rebusan, peras ampas daun dengan alat sistem ulir. 
  • Tampung hasil perasan dan gabungkan dengan air rebusan, endapkan selama 2 x 24 jam. saring dan peras endapan yang diperoleh hingga masa berbentuk pasta kekuningan. Cetak dan potong, keringkan pada suhu 60°C.
10) Cara pembuatan/penggunaan:
  • Bahan diseduh dengan setengah gelas air mendidih sampai larut, dinginkan. 
  • Gunakan untuk berkumur.
H.3.7.2. PATAH TULANG / Euphorbia tirucalli L.

Gambar tumbuhan Patah Tulang
1) Nama daerah
  • Jawa: patah tulang (Jawa)
2) Bagian yang digunakan: batang segar
3) Manfaat : sakit gigi
4) Larangan : jangan ditelan 
5) Peringatan : jangan kena mata karena menyebabkan erosi hingga kebutaan
6) Efek samping : iritasi pada mukosa dan/atau kulit
7) Interaksi : belum diketahui
8) Dosis : 1 x 1-3 tetes getah/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
Patahkan batang, tampung getah 1-3 tetes pada kapas, sisipkan pada gigi yang sakit .

H.3.8. RAMUAN UNTUK GONDONGAN 
H.3.8.1. MENIRAN / Phyllanthus niruri (Val.)
Gambar tumbuhan Meniran
1) Nama daerah
  • Sumatera: sidukuang anak (Minang);
  • Jawa: meniran ijo, memeniran(Sunda), meniran (Jawa); 
  • Ternate: gosau ma dungi.
2) Bagian yang digunakan: herba
3) Manfaat: gondongan
4) Larangan: kehamilan
5) Peringatan: dosis tinggi dapat menimbulkan aborsi. pemakaian berlebih dapat menyebabkan impotensi.
6) Efek samping: tekanan darah turun, kadar gula darah turun, gangguan keseimbangan elektrolit 
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 3 x 10 g herba/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan:
bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas, dinginkan, saring, dan diminum sekaligus

H.3.9. RAMUAN UNTUK PANAS DALAM
H.3.9.1. ALANG-ALANG / Imperata cylindrica L 
Gambar Tumbuhan Alang-alang
1) Nama daerah
  • Sumatera: rih (Batak), alalang (Minangkabau), neleleng laku (Aceh); 
  • Jawa: ki eurih (Sunda), lalang (Madura); 
  • Bali: ambengan; 
  • Nusa Tenggara: re (Sasak), atindalo (Bima), witu (Sumba); 
  • Papua: kalepip (Kalana)
2) Bagian yang digunakan: akar
3) Manfaat: meredakan panas dalam
4) Larangan: belum dilaporkan
5) Peringatan: alergi
6) Efek samping: pusing , mual, peningkatan buang air kecil
7) Interaksi: belum dilaporkan.
8) Dosis: 1x40-70 g akar/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi setengahnya, kemudian diminum selagi hangat.

H.3.9.2. DAUN CINCAU / Cyclea barbata L.Miers
Gambar tumbuhan Cincau
1) Nama daerah
  • Sumatera: cincao (Melayu); 
  • Jawa: camcao (Jawa Tengah)
2) Bagian yang digunakan: daun segar
3) Manfaat: panas dalam
4) Larangan: belum dilaporkan 
5) Peringatan: belum dilaporkan
6) Efek samping: belum dilaporkan
7) Interaksi: belum dilaporkan
8) Dosis: 1 x150 g daun/hari
9) Cara pembuatan/penggunaan: 
Bahan ditumbuk atau diremas-remas dengan air secukupnya, peras, saring, tampung dalam loyang, diamkan hingga terbentuk gel. Potong sesuai selera, dapat ditambahkan santan dan gula merah secukupnya.